Kelas yang berkuasa, Monopoli Besar, Uang Besar akan mendapat keuntungan dari kehancuran ekonomi yang massif di seluruh dunia. Mengapa? Karena semua aset akan bernilai murah sehingga dibeli dalam volume berapapun oleh korporasi atau pemilik modal besar.
Guncangan itu akan mematikan mayoritas. Sebaliknya, dana talangan akan lebih banyak dan terus mengalir ke mereka yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelesuan ekonomi dan perilaku koruptif.
Publik harus cermat dan penuh kehati-hatian mengidentifikasi persebaran Covid-19 ini karena secara langsung juga berdampak pada lemahnya kelompok ekonomi neoliberal. Namun mereka cerdas memanfaatkan momentum. Salah satu caranya adalah dengan meminta dana talangan dari lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Word Bank (WB). Selain itu, mereka piawai melakukan kendali atas lembaga internasional sekelas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CDC.
Semua ini harus dibongkar. Namun, saat ini justru kenyataan sebaliknya yang sedang terjadi. Guncangan krisis yang direkayasa ini telah membuat warga dunia bingung, kelimpungan, gagap dan putus asa.
Sebagaimana dinyatakan profesor Michel Chossudovsky, Covid-19 memberikan perlindungan yang ideal untuk menata ulang ekonomi global melalui krisis utang global dan privatisasi negara-negara di dunia. Krisis saat ini tentunya akan berdampak memiskinkan ratusan juta pekerja dan meningkatkan hutang di banyak negara di dunia. Hal bisa berpotensi menghancurkan perekonomian nasional di banyak negara sehingga paket bailout dari lembaga keuangan global dapat membebani negara-negara tersebut dengan hutang yang terbukti hampir mustahil untuk dibayar kembali.
Pinjaman berdenominasi dolar akan membantu mengamankan hegemoni global dolar, yang semakin rapuh dalam beberapa tahun terakhir. Pada saat yang sama, dengan pengangguran massal dan upah pekerja berkurang, rakyat jelata di negara-negara kaya dan miskin akhirnya akan semakin terperojok ke garis kemiskinan. Hak-hak pekerja dan pekerjaan yang dibayar dengan baik akan menjadi prioritas, sementara kaum buruh hanya menunggu yang setiap saat bisa mengambil pekerjaan apa pun yang tersedia.