Keraguan Yahudi
Saat seorang berwajah Nabi Isa disalib hingga mati, Yahudi berkata dengan sombong, “Sesungguhnya kami telah membunuh Isa putra Maryam, yaitu utusan Allah,” (QS. An-Nisaa’: 157). Padahal sebelumnya, saat pengepungan kediaman Isa, mereka meragukan sendiri apa yang telah mereka rencanakan.
Saat menangkap seorang berwajah Isa, mereka para Yahudi menghitung orang-orang yang keluar dari kediaman sang utusan Allah. Ternyata mereka hanya menghitung 12 orang, yakni sejumlah murid Nabi Isa. Saat itu mereka ragu karena seharusnya ada 13 orang jika dihitung bersama Nabi Isa. Alhasil, mereka ragu-ragu dengan orang yang ditangkap apakah benar-benar Nabi Isa atau bukan.
Allah mengungkapkan keraguan mereka dalam Al Qur’an. Rabb Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa: 157-159).
Hingga kini, Nabi Isa masih hidup dan ada di atas langit. Kelak di hari kiamat tiba, Nabi Isa akan turun dengan beberapa tugas yang beliau ‘alaihis salam emban. Di antaranya yakni membuktikan kebenaran, mendampingi kepemimpinan Imam Mahdi atas muslimin, dan membinasakan Dajjal. Saat Nabi Isa turun, dunia dihuni orang-orang beriman dan menjadi tempat yang adil, aman lagi makmur.
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah, “Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah kalian sebagai seorang hakim yang adil. Maka ia akan memecahkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta benda berhamburan sampai-sampai tidak ada seorang pun yang bersedia menerimanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikianlah kisah yang terjadi dalam sejarah Nabi Isa. Di mana tepatnya keberadaan sang nabi saat ini, maka hanya Allah yang Maha Mengetahui. Allahu Ta’ala A’lam.
Sumber: Al Qur’an, Buku Stories of the Prophets oleh Ibnu Katsir (muslim.or.id)