Penyelamat Prajurit Romawi
Dalam buku Plantes Medicinalis karangan dua pakar botani asal Prancis, Volak dan Jiri Stoduca, mengisahkan bahwa Cieplukan sudah dikenal oleh orang Romawi sejak zaman kejayaan mereka ketika menjajah bangsa-bangsa Timur.
Dalam pertempuran Romawi vs. Kerajaan Iran (Roman–Persian Wars) berlokasi di Iran Selatan, banyak prajurit dari pihak Romawi yang menderita luka parah karena senjata tajam.
Untuk mengobati luka itu, mereka memakai tanaman obat tradisional yang terdapat di sekitar daerah pertempuran. Salah satu di antaranya ialah ceplukan itu, yang ternyata mujarab sekali.
Daunnya setelah dilumatkan ditempelkan pada luka para prajurit, dan orang yang bersangkutan juga memakan buahnya. Apa yang terjadi? Lukanya cepat sembuh!
Mereka begitu kagum akan kehebatan khasiat tanaman itu, sampai-sampai mereka menyebutnya sebagai tumbuhan physalis yang berarti “penyelamat”.
Walau akhirnya pasukan Romawi kalah oleh Persia, namun kata physalis itu kemudian sempat dijadikan kata sandi bagi pertempuran-pertempuran mereka berikutnya melawan Persia, karena pertempuran ini berlangsung berkali-kali selama bertahun-tahun.
Bahkan sampai sekarang, tanaman ini masih menyandang nama dari julukan yang diberikan pasukan Romawi, Ciplukan masuk ke marga tanaman Physalis.
Lalu sejumlah tanaman dan buahnya dibawa pulang ke Roma, sampai kemudian menjadi tanaman obat terkenal di seluruh dunia pada zaman itu.
Berdasarkan hasil analisis berabad-abad kemudian, ternyata buah tanaman itu mengandung vitamin C yang relatif tinggi. Lebih tinggi daripada buah anggur.