Jadi bayangkan, Bob Hasan yang sudah berusia 87 tahun, dari dahulu tak putus terlibat serta memikirkan tetek bengek soal atletik ini. Orang dari pengurus PASI dan para atlet pasti paham seperti apa jasa pengabdiannya. Berbeda dengan orang awam sekarang yang hanya tahu siapa yang tengah menjadi juara dan menganggap tak ada berbagai orang dan tokoh yang mencetak juara itu.
*****
Mungkin boleh saja orang menganggap enteng Bob Hasan. Apalagi punya catatan sebagai menteri kehutanannya Presiden Soeharto pada zaman Orde Baru. Apalagi dia juga pernah dipenjara dan menjalani hukuman di Nusakambangan atas tuduhan kasus korupsi ketika rezim berganti seusai 1998.
Tapi sikap Bob Hasan sangat patut diapresiasi. Wartawan senior yang mangkal di Kejaksaan Agung dari dahulu tahu mengenai sikap sportif Bob Hasan atas Pak Harto. Dia tahu itulah konsekuensi yang harus diterimanya sebagai mantan orang yang disebut ‘orangnya Suharto’.
Para jaksa yang memeriksanya kagum karena tanpa ‘tedeng aling-aling’ dan secara jantan Bob Hasan mengakui bahwa dia adalah orang Orde Baru. Sikap ini sangat lain dengan sebegitu banyak orang atau mantan pejabat yang pascareformasi di dakwa dan dipenjara oleh berbagai kasus. Mereka, hampir semuanya, mengelak dan menyembunyikan keterkaitannya dengan sosok mantan penguasa Orde Baru.
Dan itu tak menjadi soal besar. Pak Harto pun tahu Bob Hasan yang menjadi anak angkat dari jendral yang dianggap sebagai penasihat sekaligus juga orang tuanya: Jendral Gatot Subroto. Dalam berbagai memoar dikisahkan betapa dekatnya hubungan dia dengan Jendral Gatot. Bahkan, nama jalan jalan besar yang membentang di depan Gedung MPR DPR oleh Pak Harto ditasbihkan sebagai jalan Jendral Gatot Subroto.
Di sini, Bob Hasan memberikan contoh sebagai ksatria. Dulu dia meminta dipindahkan dari Sukamiskin ke Nusakambangan yang terkenal angker. Di sana, dia menjalani hukuman dengan mengajari para tahanan dengan laku produktif mengerjakan kerajinan batu akik.
Akhirnya, kepada Lalu Muhammad Zohri pahamilah serta mahfumlah. Hati-hati dan waspada terhadap sanjungan. Ingat seperti pepatah: Bila menjadi pemenang semua orang akan mengaku sebagai saudara. Tapi bila kalah tak akan ada orang yang datang dan hanya membuatmu orang piatu.
Jadi salut kepada Zohri, Purnomo Muhammad Yudhi, Mardi Lestari, Suryo Agung Wibowo, dan para pahlawan olahraga lainnya. Sekaligus hormat kepada Bob Hasan![kl]
Penulish: Muhammad Subarkah, Jurnalis Senior Republika
link source: [republikaonline]