Sayangnya, ini berlainan dengan sikap Bob Hasan. Dia hanya menasihati Zohri bila harus waspada, jangan lengah, dan berhati-hati dengan pujian karena Zohri punya target yang lain, misalnya kejuaraan di Asian Games yang akan dilangsungkan di Jakarta itu.
“Saya menyampaikan kepada CdM (Chef de Mission/CdM) agar tidak memuji Zohri. Nanti besar kepala dia, kalau udah begitu, dia gugup bisa kalah. Jadi, biasa-biasa saja,” kata Bob Hasan seperti yang dikutip berbagai media masa.
Bukan hanya itu, Bob Hasan mengisahkan lagi bila Zohri sudah bergabung cukup lama dalam pelatnas sejak tahun 2016. Zohri pun tinggal di asrama, baik di Senayan dan UNJ yang menampung 100 atlet dari daerah. Jadi perhatiannya tak hanya kepada Zohri semata, namun kepada semua atlet. “Ekspektasi (khusus) sih enggak karena kami melatih semua atlet,” kata Bob Hasan.
Bob Hasan lebih jauh mengatakan, untuk menghadirkan Zohri ikut lomba lari di Finlandia juga tak mudah. Visa ke luar negeri untuk Zohri sempat susah ke luar. Belum lagi ada kendala juga di bidang pengangkutan peralatan atlet yang akan bertanding. Padahal, katanya, pihaknya akan memberangkatkan dua atlet junior dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20, yaitu Lalu Muhammad Zohri dan Halomoan Edwin Binsar.
“Zohri hampir gagal berangkat karena dia anak yatim-piatu. Saya harus menanggung semua, kalau tidak, dia tidak dapat visa,” kata Bob Hasan.
PB PASI, tegasnya, juga telah mengalami kendala terkait visa seperti juga untuk Yaspi Boby ketika akan mengikuti pemusatan pelatihan di Amerika Serikat pada Maret-April 2018. “Yaspi Boby, jempolnya cedera sehingga dia tidak dapat visa ke Amerika Serikat. Idan Fauzan gagal berangkat ke Finlandia karena pesawatnya tidak mau terima galah,” ujarnya.