BENDERA yang TERTINGGAL

Begitulah keadaan berhari-hari. Hingga mereka yakin bahwa muslimin telah pergi dan ternyata hanya bendera yang tertinggal.

Para ahli sejarah pun menyebut perang ini dengan Perang Ar Royah (Bendera). (Lihat: Al Andalus At Tarikh Al Mushowwar h. 236)

Begitulah izzah. Sekali lagi, izzah bukan karena jumlah yang banyak, juga bukan karena harta yang melimpah. Tetapi karena izzah itu hanya milik Allah semata. Tak ada yang memiliki selain Dia. Dan diberikannya kepada Rasul dan orang beriman.

Sayang banyak yang tak percaya. Sehingga mengejar izzah itu bersama orang-orang kafir dan konsep-konsep mereka.

Sayang, ada yang telah percaya konsep Islam tapi kurang memiliki keberanian untuk menerapkannya. Lagi-lagi, karena urusan dunia atau pasar.

Sayang, ada yang yakin, mencoba tapi setengah hati. Hingga ketika badai menerpa, ia pun kembali ke pantai lama. Jika demikian keadaan kita, bagaimana izzah mau hadir untuk kita? Mana mungkin kita bisa mendapatkan anak-anak penuh izzah yang tidak goyah oleh zaman dan lingkungannya.