Momentum ekonomi dan politik yang dinikmati oleh sektor TI Tiongkok berkontribusi pada pengembangan Digital Silk Road. Seiring dengan semakin matangnya teknologi ini di pasar domestik, perusahaan teknologi Cina semakin melihat kemungkinan ekpansi ke luar negeri . Secara khusus, upaya yang sedang dilakukan adalah untuk menghubungkan solusi teknologi dengan investasi Belt dan Road yang ada. Juga memfasilitasi konektivitas dan logistik yang lebih baik. Bisa digambarkan dengan tiga contoh di bawah ini:
1. E-commerce dan otomasi kepabeanan
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi rute darat yang membentuk Inisiatif Sabuk dan Jalan adalah keterlambatan, seringkali disebabkan oleh prosedur pabean yang panjang, pemeriksaan keamanan dan harus mengganti kereta api untuk memenuhi standar ukuran kereta yang berbeda. Profesor Richard Griffiths, penulis “Revitalizing the Silk Road” memperkirakan bahwa hingga 80% waktu perjalanan dari Cina ke Eropa menggunakan kereta api disebabkan oleh penundaan. Mengurangi birokrasi ini dapat menghasilkan perbaikan cepat, misalnya, pada 2012, serikat pabean antara Belarus, Kazakhstan, dan Rusia memangkas waktu perjalanan dari Tiongkok ke Eropa sekitar 5 hari.
Otomatisasi prosedur pabean melalui proyek-proyek TI DSR dapat sangat mengurangi waktu pelanggan Eropa atau Cina harus menunggu barang. Solusi semacam itu sudah diujicobakan di Malaysia, yang bersama-sama dengan Alibaba China meluncurkan Zona Perdagangan Bebas Digital . Platform perdagangan dunia elektronik ini bertujuan untuk membantu perusahaan kecil dan menengah untuk menemukan mitra dagang, mengelola otorisasi kargo, dan menavigasi proses pabean dengan lancar.
2. Infrastruktur telekomunikasi
Proyek DSR juga mencakup pembangunan infrastruktur TI di negara-negara berkembang. Perusahaan milik negara China seperti China Telecom, China Unicom dan China Mobile sudah mengembangkan hubungan kabel darat antara Eropa dan Asia.