Kata ritq dalam bahwa Arab berarti “menggabung” dan “menghimpun”. Ritq juga merupakan lawan kata fatq. Irtaqqa berarti “menyatu”.
Masalah asal mula kejadian dan evolusi alam sebenarnya merupakan perkara ghaib. Hakikat yang sebenarnya hanya diketahui oleh Allah sesuai dengan firman-Nya dalam QS Al-Kahfi: 51 yang artinya:
“Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong,”
Tentunya hal ini tidak menghalangi manusia untuk melakukan penelitian dan pembahasan tentang ayat-ayat Allah agar manusia semakin bertambah iman pada kekuasaan dan keesaan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-‘Ankabut:20 yang artinya:
“Katakanlah, “Berjalanlah kamu di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulai menciptakan makhluk (manusia),”
Juga di dalam Alquran surat An-Nasi’at: 30-31 yang artinya:
“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Dia mengeluarkan dari dalamnya air dan tumbuh-tumbuhan. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya untuk kepentingan kalian dan ternak-ternak kalian.”
Tak hanya itu, ayat berikut ini juga menunjukkan beberapa fenomena alam yang diinformasikan Allah untuk kekuasaan-Nya yang sempurna dan hikmah-Nya yang tinggi:
“Allah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kalian lihat, kemudian Dia bersemayang di atas ‘Arasy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hanya waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan ayat-ayat-Nya supaya kalian meyakini pertemuan dengan tuhan kamu. (QS Ar-Ra’d: 2).
Sebuah sistem yang mencegahnya agar tidak terjadi tabrakan meskipun jumlah benda-benda langit sangat banyak. Allah SWT memelihara dan mempertahankannya sampai batas waktu yang ditentukan (saat kiamat tiba).
“Tidak mungkin matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yasin:40).