Kemudian setelah hal itu dilakukan sang dukun barulah jin membantu sang dukum dalam pratek profesinya sebagai dukun.
Biasanya persyaratan itu tidak rumit cukup melakukan salah satu bentuk kesyirikan atau kekufuran.
Meskipun sang dukun tetap melakukan amalan ibadah yang zohir seperti sholat, puasa dan lain sebagainya.
Dan kadang kala yang jadi persyaratan itu melakukan ibadah yang menyelisihi sunnah Rasululah Sallallahu Alaihi Wa Sallam.
Sehingga dengan demikian sang dukun tanpa ia sadari terjebak kedalam sebuah dosa yang selalu dilakukannya dalam hidupnya, dimana ia tidak menyadari itu sebagai sebuah dosa dan kesalahan.
Yang lebih populer dalam istilah ulama amalan-amalan bid’ah.
Ketika telah terjalin kerjasama yang erat setelah itu jin akan berupaya membantu sang dukun dalam mengetahui berita-berita ghaib.
Lalu bagaimana cara jin mendapatkan berita-berita ghaib tersebut? Jawabannya ada pada hadits berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه إن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال: ((إذا قضى الله الأمر في السماء ضربت الملائكة بأجنحتها خضعانا لقوله كأنه سلسلة على صفوان فإذا فزع عن قلوبهم قالوا ماذا قال ربكم ؟ قالوا للذي قال الحق وهو العلي الكبير فيسمعها مسترق السمع ومسترق السمع هكذا بعضه فوق بعض – ووصف سفيان بكفه فحرفها وبدد بين أصابعه – فيسمع الكلمة فيلقيها إلى من تحته ثم يلقيها الآخر إلى من تحته حتى يلقيها على لسان الساحر أو الكاهن فربما أدرك الشهاب قبل أن يلقيها وربما ألقاها قبل أن يدركه فيكذب معها مائة كذبة فيقال أليس قد قال لنا يوم كذا وكذا كذا وكذا فيصدق بتلك الكلمة التي سمع من السماء)). رواه البخاري
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu , bahwa Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Apabila memutuskan sebuah perintah di langit, para malaikat menundukkan sayap-sayap mereka dengan penuh takut.
Bagaikan suara rantai yang ditarik di atas batu putih.
Apabila telah hilang rasa takut dari hati mereka, mereka bertanya: apa yang dikatakakan oleh Tuhan kalian? Jibril menjawab: tentang kebenaran dan Ia Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Lalu para pencuri berita langit (setan) mendengarnya. Mereka para pencuri berita langit tersebut seperti ini, sebagian mereka di atas sebagian yang lain. -Sufyan (rawi hadits) mencontohkan dengan jari-jarinya-
Maka yang paling di atas mendengar sebuah kalimat lalu membisikannya kepada yang di bawahnya, kemudian selanjutnya ia membisikan lagi kepada yang di bawahnya dan begitu seterusnya sampai ia membisikanya kepada tukan sihir atau dukun.
Kadang-kadang ia disambar oleh bintang berapi sebelum menyampaikannya atau ia telah menyampaikannya sebelum ia disambar oleh bintang berapi. Maka setan mencapur berita tersebut dengan seratus kebohongan.