Mayor menjelaskan, masyarakat Skit tidak hanya perempuan, mereka juga ada yang laki-laki. Tapi tidak semua wanita Skit mau bergabung dengan pria dalam berburu dan berperang. “Gadis dan wanita di stepa belajar menunggang kuda dan menembakkan panah seperti saudara laki-laki mereka,” kata Mayor. Sejauh ini, para arkeolog telah mengidentifikasi lebih dari 300 sisa-sisa prajurit wanita yang dikuburkan dengan kuda dan senjata mereka.
Scythians bukan satu-satunya kelompok yang membiarkan wanita berpartisipasi dalam peperangan dan berburu. Ada cerita serupa di bebagai negara lainnya di dunia. “Beberapa hanya cerita fiksi dan hanya sebagian kecil yang berdasarkan kenyataan,” kata Mayor.
Nama sungai Amazon di Amerika Selatan terkait dengan satu cerita pejuang wanita. Menurut Encyclopedia Britannica, tentara Spanyol Francisco de Orellana – ditulis sebagai orang Eropa pertama yang menjelajahi Amazon, pada tahun 1541. Dia memberi nama sungai itu setelah dilaporkan diserang oleh pejuang wanita yang dia bandingkan dengan prajurit Amazon mitologis yang sekarang dikenal sebagai Scythians.[mr/snd]