Apartheid Israel di Palestina Jauh Lebih Parah dari Apartheid di Afrika Selatan

Murad juga mengatakan, di bawah penjajahan Israel, hampir sepertiga rakyat Palestina pernah masuk penjara Israel.

Dia mengisahkan pengalamannya saat baru datang ke Indonesia pada 2009 lalu. Waktu itu dia pergi ke Bandung. Perjalanan Jakarta-Bandung selama tiga jam menggunakan mobil lancar tanpa hambatan, tanpa ada pemberhentian atau pemeriksaan.

“Saya waktu itu senangnya luar biasa karena tiga jam dari Jakarta ke Bandung tidak ada yang berhentikan saya. Karena kebiasaan itu di Tepi Barat setiap 20 menit ada pos pemeriksaan. Pos pemeriksaan mereka tidak cek sesuatu, untuk membuat hidup susah, itu saja. Untuk memprovokasi. Jadi kalau ada reaksi, ada dua kemungkinan, masuk penjara atau ditembak, that’s it,” jelasnya.

“Jadi tidak bisa kalau ada orang bilang perdamaian, itu tidak masuk akal karena tidak bisa, ini negara ingin menguasai semua, secara negatif, bukan secara positif,” pungkasnya.[merdeka]