Murad juga mengatakan kerugian Israel per hari mencapai USD 60 juta, di mana nilai rudal yang mereka lontarkan ke Gaza senilai USD 1 miliar. Sehingga mereka tidak bisa bertahan lebih lanjut.
“That’s why saya bilang ini expectation saya itu paling, paling dua hari, mereka tidak bisa tahan lagi. Tapi kemarin Hamas bilang kalau kalian mau lanjut kami siap untuk meluncurkan roket enam bulan ke depan. Tapi apakah Israel bisa tahan enam bulan ke depan? Tidak bisa.”
Pariwisata yang menjadi sektor andalan Israel terpengaruh dengan ketegangan saat ini. Bandara ditutup dan tidak ada wisatawan yang datang. Israel rugi secara ekonomi.
‘Hubungan terpaksa’
Selalu ada kemungkinan perdamaian Palestina dan Israel di masa depan. Tapi dengan syarat, semua tanah yang dirampas Israel harus dikembalikan kepada rakyat Palestina.
“Saya datang ke rumah Anda, ambil tanah Anda, Anda tinggal di pengungsian, terus saya bilang ayo kita hidup dengan damai. Anda bisa terima itu?” kata Murad.
Saat ini, menurutnya hubungan orang Palestina dengan orang Israel itu hubungan terpaksa. Pasalnya, segala hal dalam kendali Israel. Perbatasan, listrik, air, dikendalikan Israel.
Orang Palestina membayar pajak dua kali; untuk pemerintah Israel dan untuk pemerintah Palestina. Pajak bukan dikumpulkan pemerintah Palestina, tapi sesuai Perjanjian Oslo, dikumpulkan Israel dan Israel yang akan menyalurkan ke Palestina kapan pun mereka mau.
“Sejak Trump akui Yerusalem, Presiden Palestina bilang kami tidak mau negosiasi lagi dengan pemerintah radikal di Israel. Israel bilang semua duit pajak tidak dikasih untuk pemerintah Palestina sampai dua tahun. Dua tahun pegawai pemerintah tidak dapat gaji,” jelasnya.
Gaji baru dibayarkan beberapa bulan lalu setelah ada perintah dari Presiden AS Joe Biden, yang menjadi sekutu dekat Israel.
“Jadi kami tidak ada masalah berdasarkan agama tapi saya ada masalah dengan siapapun mau Islam, Kristen, Yahudi, yang datang ke rumah saya dan dia usir saya dan dia bilang ini tanah perjanjian sama Tuhan 3000 tahun yang lalu, siapa yang mau terima ini? Tidak ada.”