Murad menjelaskan, masyarakat Palestina berasal dari beragam latar belakang ideologi; ada yang liberal, sosialis, islamis, nasionalis. Namun terkait soal Yerusalem, soal hak-hak Palestina, tidak ada perbedaan dan mereka satu suara, termasuk soal pertahanan diri.
“Kalau soal resistance, tidak ada, semua bersama, semuanya mendukung,” ujarnya.
“Soal pola pikir Hamas saya tidak setuju 100 persen tapi soal melindungi tanah suci Masjidil Aqsa, melindungi orang saya, saya 100 persen sama Hamas.”
Kekalahan Israel
Ditanyai terkait prediksinya apakah ketegangan di Palestina akan meluas ke wilayah lain di luar Gaza, Murad memperkirakan dua hari lagi akan ada gencatan senjata dan Israel akan menyerah. Hal ini tidak lepas dari dukungan yang mengalir dari masyarakat dari berbagai penjuru dunia. Solidaritas untuk rakyat Palestina datang dari berbagai kelompok di berbagai negara. Demonstrasi menentang penjajahan Israel berlangsung di berbagai kota di dunia. Muncul kesadaran baru mengenai pentingnya membebaskan Palestina dari cengkeraman kolonialisme Israel.
“Dari Hollywood, dari semua agama, semua negara, semua mendukung Palestina,” ujarnya.
Bahkan dari tokoh dan kelompok Yahudi juga mendukung Palestina. Murad menyebut seorang intelektual Noam Chomsky dan B’Tselem, organisasi HAM di Israel yang menyatakan tindakan pemerintah Israel masuk kategori apartheid.
“Kejadian-kejadian ini pada dasarnya ada positifnya bahwa masalah Palestina dijadikan prioritas dan membuktikan walaupun semua umat Islam dan negara Arab punya masalah sendiri tapi kalau ada masalah di Palestina itu langsung jadi nomor satu,” ujarnya.
Selain solidaritas untuk Palestina, Murad mengatakan penjajah Israel juga telah kalah dari dalam. Sistem pertahanan rudalnya yang terkenal canggih, Iron Dome, tidak lagi efektif. Padahal Israel telah menghabiskan dana USD 180 juta untuk sistem ini.
“Mereka kemarin bilang dengan solidaritas yang tinggi (untuk Palestina) seperti ini akan menjelekkan citra Israel di dunia dan kami harus berhenti. Tapi sekarang siapa yang memaksa? Jenderal-jenderal militer karena mereka merasa terhina belum dapat sesuatu karena yang mereka bom di Gaza itu permukiman orang, dan tidak dapat sesuatu dari apa yang mereka bilang Hamas, metro (terowongan bawah tanah) Hamas, yang di bawah sana, tidak dapat sesuatu dan dari dalam Israel tidak bisa,” jelasnya.