Antara Hikmah Shalat Berjamaah dan Sajadah

Panggilah Adzan sholat Ashar mulai terdengar sayup-sayup ditengah hingar bingarnya deru suara kendaraan roda dua maupun roda empat. Tampak terlihat beberapa orang bergegas meninggalkan rutinitas untuk memenuhi panggilan suara Adzan tersebut.

Saya sendiri dan beberapa rekan kerja pun mendatangi Masjid yang tidak jauh dari tempat kerja kami. Bahkan berjalan kaki pun masih terasa dekat. Alhamdulillah.

Setibanya di Masjid kami mulai ke tempat wudhu untuk mengambil air wudhu. Kemudian bergegas mendirikan sholat rawatib dua raka’at qobla Ashar.

Tak lama kemudian adzan kecil atau iqomat mulai terdengar, pertanda Sholat Fardhu Ashar akan dimulai. Para jama’ah mulai berdiri dan mulai menempati barisan sholat atau shaf. Sang Imam pun mengiantakan para Jama’ah dengan mengucapkan "sawwu shufuu fakum fa inna taswiyatash shufuufi min tamamishsholat" (yang artinya Rapatkan shof2 kalian sesungguhnya rapatnya shof2 (bagian) dari sempurnanya sholat").

Namun, seperti pada sholat-sholat sebelumnya, barisan itu tidaklah rapat. Kenapa? tidak lain penyebabnya adalah Sajadah yang menjadi alas untuk sholat tersebut.

Ya, Sajadah. Sajadah yang membentuk kotak-kotak. Seolah-olah satu kotak untuk satu orang. Padahal ukuran 2 kotak sajadah itu muat untuk 3 orang. Jadi bisa dibayangkan akibatnya jika satu kotak masing-masing dari jama’ah hanya mau menempati satu kotak, bukan 2 kotak untuk 3 orang.

Akibatnya, banyak celah-celah yang renggang atau tidak rapat antar barisan/shaf tersebut.
Padahal Rasulullah pernah bersabda’ :

Rasulullah bersabda:

أَقِيْمُوْا الصُّفُوْفَ وَ حَاذُوْا بَيْنَ المَنَاكِبِ وَ سُدُّوْا الخَلَلَ ولِيْنُوْا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَلاَتَذَرُوْا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ, وَ مَنْ وَصَّلَ صَفًّا وَصَّلَهُ الله وَ مَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ الله

“Luruskanlah shaf-shaf kalian, jadikanlah sejajar diantara bahu-bahu kalian, tutuplah celah yang kosong, bersikap lunaklah terhadap tangan saudara-saudara kalian dan jangan kalian meninggalkan sedikitpun celah-celah bagi syaithan. Barang siapa yang menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang memutuskan shaf maka Allah akan memutuskannya.” (HR Abu Dawud no.666 dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)

Rasulullah bersabda:

سَوُّوا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوْفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ

“Luruskan shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf termasuk bagian dari mendirikan shalat.” (H.R Al Bukhari)

Pada satu sisi kita sangat bersyukur banyaknya umat Islam yang sadar akan keutamaan dari sholat berjama’ah. Bahkan sebagian ’ulama menghukuminya sebagai fardhu ’ain untuk sholat berjama’ah, walaupun ada sebagian juga yang menghukumi dengan fardhu kifayah.

Dengan sholat berjama’ah, umat ini akan bersatu. Karena salah satu hikmah sholat berjama’ah di Masjid adalah Membiasakan umat Islam untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah. Dalam berjamaah terdapat kekuasaan kecil, karena terdapat imam yang diikuti dan ditaati secara tepat. Hal ini akan membentuk pandangan berIslam secara benar dan tepat tentang pentingnya kepemimpinan (imamah atau khilafah) dalam Islam.

Namun, hikmah sholat berjama’ah tersebut menjadi sedikit tercoreng karena tidak rapatnya barisan kaum muslim dalam sholat berjama’ah itu sendiri yang disebabkan oleh Sajadah yang terkotak-kotak.

Salah Siapa?

Kita tidak boleh serta merta menyalahkan yang membuat Sajadah. Walaupun secara tidak langsung mereka turut andil dalam pengkotak-kotakan shaf sholat tersebut. Yang harus dilakukan adalah semakin menyadarkan umat akan wajibnya merapatakan barisan shaf dalam sholat tanpa melihat lagi sajadah yang berkotak-kotak.

Memang agak berat, namun kita bisa memulainya dari diri kita, mengingatkan keluarga, kerabat, teman, lingkungan kerja dan sekitarnya. Bahkan jika kita berstatus sebagai da’i, maka kita wajib bisa mengingatkan jama’ah kita akan wajibnya merapatkan shaf dalam sholat.Wallahu A’lam bis-showab. []

Adi Victoria
[email protected]
http://adivictoria1924.wordpress.com