Arus-arus tersebut terbagi menjadi arus permukaan dan arus dalam. Arus permukaan bergerak dengan kecepatan 10 kilometer per jam. Maka, jika ada kapal masuk ke pusaran arus permukaan ini dan mesin penggeraknya dimatikan, maka kapal itu akan berjalan secepat arus itu sendiri walaupun motor penggerak kapal tidak bekerja.
Arus dalam yang berada di kedalaman 3 kilometer pun bisa bergerak cepat, di mana ia mampu menyeret kapal selam yang tidak menggunakan motor penggerak. Sebagian arus dalam yang dingin bergerak menuju pantai-pantai di Amerika Utara dengan menyeret serta sejumlah besar rumput laut yang menjadi santapan ikan-ikan.
Para ahli membagi gelombang menjadi dua yakni gelombang yang digerakkan oleh angin dan gelombang yang digerakkan oleh fenomena pasang surut. Sesungguhnya hanya 51 persen saja dari cahaya matahari yang berhasil sampai di permukaan bumi.
Kemudian sebagian kecil dari 51 persen itu berhasil masuk ke dasar lautan. Adapun cahaya yang lainnya dipantulkan kembali oleh gelombang permukaan air laut.
Ketika sebagian kecil cahaya matahari tersebut berhasil masuk ke dasar lautan dan terurai ke dalam tujuh spektrum warna cahaya (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu), spektrum warna pertama yang akan disedot oleh air laut adalah warna merah. Oleh karena itu, para ahli mengatakan, darah tidak bisa dilihat pada kedalaman 10 meter.
Spektrum-spektrum warna itu akan terus disedot oleh air laut secara bertahap hingga hanya tersisa warna biru. Oleh karena itu laut tampak berwarna biru, begitu juga langit berwarna biru. Akhir-akhir ini telah dibuktikan bahwa permukaan laut dan laut dalam berbeda dalam hal suhu, kepadatan massa air, ragam ikan, dan intensitas cahaya. (Okz)
Sumber Buku Pintar Sains Dalam Alquran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah, karya Dr. Nadiah Thayyarah halaman 544-545.