Eramuslim.com -Kita sering dengar di antara sifat-sifat dan akhlak para wali Allah itu orangnya taat beribadah siang dan malam, berilmu pengetahuan agama yang tinggi, penyabar, pemaaf meski dizalimi. Jika berdakwah beliau akan santun dan penuh kelembutan. Ini sifat-sifat yang sering dipahami kebanyakan orang, bukan?
Lantas, apakah ada wali yang berdakwah keras dan lantang dalam bersikap amar ma’ruf dan nahi munkar? Apakah benar seseorang dapat dikatakan bahwa dia seorang wali jika dakwahnya keras dan tegas?
Ibnu Arabi dan Syaikh Yusuf an-Nabhani dalam kitab “Karamatul Awliya” membagi sejumlah tingkatan dan maqam para wali-wali Allah. Di antara tingkatan wali itu ada yang maqamnya Hawariyyun. Hawari atau Hawariyyun ini merujuk pada kelompok yang membela Nabi Isa yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surah Ali-Imran Ayat 52:
قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Wali Hawary artinya wali penolong. Jumlahnya hanya ada 1 orang dalam satu abad atau satu zaman. Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan diganti orang lain.
Dia mendapat tugas khusus, membela agama Allah baik dengan argumen maupun dengan senjata. Wali Hawariyyun diberi kelebihan oleh Allah dalam hal keberanian, Pedang (jihad fi sabilillah) di dalam menegakkan keadilan dan kebenaran.
Di zaman Nabi hanya sahabat Zubair Bin Awwam radhiyallahu ‘anhu saja yang mendapatkan derajat wali Hawariy seperti yang disabdakan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم: “Setiap Nabi mempunyai Hawariy. Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam”.
Walaupun pada waktu itu Nabi صلى الله عليه وسلم mempunyai banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Namun, beliau tahu hanya Zubair saja yang meraih pangkat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah atau beragumentasi.