Prof. Hiromi Shinya, MD: Susu Sapi Hanya Untuk Anak Sapi, Bukan Manusia!

Dengan kata lain, jika Anda mencoba minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan. Dari empat negara susu besar, yaitu Amerika, Swedia, Denmark dan Finlandia yang banyak mengkonsumsi susu setiap harinya, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis. Hal ini kemungkinan disebabkan Susu Tinggi Kalsium ditambahkan kalsium secara tidak alami, berbeda halnya dengan kalsium yang semula-jadi sudah ada di susu tersebut.

Sebaliknya dengan mengkonsumsi ikan-ikan kecil dan rumput laut yang selama berabad-abad dimakan oleh bangsa Jepang dan pada awalnya dianggap rendah kalsium, ternyata hampir tidak ada kasus osteoporosis di Jepang selama masa rakyat Jepang tidak minum susu.

Fakta-fakta lain tentang susu yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tidak ada makanan yang lebih sulit dicerna daripada susu sapi olahan. Kasein yang banyak terdapat pada susu sapi olahan, langsung menggumpal saat memasuki lambung sehingga menjadi sangat sulit dicerna.

Komponen susu yang dijual ditoko telah dihomogenisasi dan menghasilkan radikal bebas dan telah teroksidasi. Susu yang mengandung zat lemak teroksidasi mengacaukan lingkungan dalam usus meningkatkan jumlah bakteri jahat dan merusak keseimbangan flora bakteri dalam usus.

Kebanyakan susu dipasteurisasi dengan sistem UHT (Ultra High Temperature). Pasteurisasi ini dengan memanaskan hingga suhu 120-130 derajat selama 2 detik. Enzim sensitif terhadap panas dan mulai terurai pada suhu 48 derajat dan pada suhu 115 derajat telah hancur seluruhnya.

Kadar Kasein dan Laktoferin dalam susu sapi sangat berbeda jauh dibandingkan dengan ASI. Sehingga boleh disimpulkan bahwa susu sapi memang hanya untuk anak sapi. Susu sapi murni tidak cocok dikonsumsi berketerusan bahkan digunakan sebagai makanan pengganti. Susu murni dengan pengolahan yang benar akan memberikan manfaat diberikan dalam jumlah terbatas.