Ketiga, pelaku bid’ah dan kesesatan.
Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu pernah mendengar sabda Nabi bahwa setiap umat ada Majusinya, sementara Majusi umat ini adalah mereka yang tidak percaya takdir.
Kalau berjumpa dengan orang semacam ini, Nabi Shallallahu ‘alaihim melarang untuk menghadiri jenazahnya dan dilarang membesuk mereka di kala sakit karena mereka adalah pengikut Dajjal ahli neraka (HR. Abu Dawud).
Hadits ini menggambarkan secara implisit bahwa kelak pengikut Dajjal ahli neraka adalah orang-orang yang suka melakukan bid’ah (baik secara akidah maupun ibadah) dan suka mengerjakan kesesatan.
Keempat, para wanita.
Kelak di akhir zaman –berdasarkan riwayat Ahmad—kebanyakan yang terpengaruh dengan fitnah Dajjal ahli neraka adalah para wanita.
Sampai-sampai, ada orang yang mengikat istri, ibu, putrid an saudara perempuannya agar tidak keluar rumah, termakan fitnah Dajjal ahli neraka.
Hadits ini sama sekali bukan bermaksud merendahkan wanita.
Menurut Dr. Mubayyadh, banyak di kalangan wanita yang mengikuti Dajjal ahli neraka karena gampang tergoda dengan syahwat dunia, dan tidak begitu mengedepankan akalnya sebagaimana laki-laki.
Sementara itu, fitnah Dajjal ahli neraka yang begitu menggoda –di saat kondisi dunia kala itu begitu memprihatinkan– misalnya api diperlihatkan menjadi air, sebaliknya air diperlihatkan bagai api dan berbagai fitnah lainnya sangat sulit dilawan jika tak berbenteng keimanan.