Ramadhan merupakan bulan bertabur rahmat Allah ta’aala. Inilah bulan di mana musuh Allah ta’aala dan musuh orang-orang beriman (yakni syetan) dibelenggu, pintu-pintu neraka tertutup dan tak satupun dibiarkan terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka dan tak satupun yang tertutup.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ
صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ
مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan para syaithan dibelenggu, maksudnya jin. Dan pintu-pintu neraka ditutup dan tak satupun yang dibuka dan pintu-pintu surga dibuka dan tak satupun yang ditutup.” (HR Tirmidzi 618)
Hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di atas membuat kita bisa mengerti mengapa tiap kali memasuki bulan Ramadhan ummat Islam mengalami transformasi penampilan yang begitu signifikan. Kita segera melihat ummat Islam tiba-tiba menjadi gemar membaca Al-Qur’an. Gemar memperbanyak amal sholeh dan amal ibadah. Gemar bersedekah. Gemar sholat taraweh. Gemar memperhatikan kaum fuqoro wal masakin serta anak yatim. Kaum muslimat lebih gemar menutup dirinya dengan jilbab dan busana muslimah.
Sadarkah kita bahwa ini semua hanya membuktikan betapa hebatnya Allah ta’aala mencurahkan rahmatNya bagi ummat beriman di bulan Ramadhan? Maka seharusnya kita merenungi fakta ini dalam tafakkur kita. Lalu seyogyanya kitapun memanfaatkan momen berharga ini untuk melaksanakan aktivitas terbaik yang Allah ta’aala perintahkan kita melakukannya. Sudah sepatutnya dalam atmosfir banjir rahmat dan berkah Allah ta’aala ini kita ummat Islam mengingat kembali firman-firman Allah ta’aala di bawah ini:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah ta’aala, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri (kaum muslimin).” (QS Fushilat ayat 33)
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
”Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah/arif-bijaksana/wisdom dan pelajaran yang baik dan bantahlah/beradu pendapatlah (dengan) mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS AnNahl ayat 125)
Pernahkah kita mencoba untuk berempati dengan orang-orang non-muslim di bulan Ramadhan? Terutama orang-orang kafir yang selama ini kita nilai tidak punya masalah dengan kita? Artinya, mereka tidak termasuk golongan kafir harbi (orang kafir yang memusuhi Islam). Tahukah Anda bahwa bila tiba bulan Ramadhan orang-orang seperti ini sungguh hatinya tersentuh menyaksikan ummat Islam yang sedang mengalami transformasi penampilan signifikan.
Kenapa? Karena di dalam diri merekapun ada aspek fitrah (kemurnian jiwa) yang ditanamkan Allah ta’aala. Sedangkan fitrah manusia senantiasa cenderung kepada kebaikan. Fitrah manusia adalah sesuatu yang bisa mendeteksi mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Maka ketika orang-orang kafir non-harbi ini menyaksikan ummat Islam tiba-tiba menjadi rajin beribadah, membaca kitab suci, memperbanyak bersedekah dan menampilkan solidaritas sosialnya, niscaya di dalam diri mereka muncul keharuan kalau tidak bisa dikatakan rasa iri dan cemburu. Mereka menjadi iri karena sesungguhnya mereka juga ingin merasakan hal yang serupa. Itulah sebabnya mengapa sebagian mereka bahkan ada yang ikut-ikutan solider ”berpuasa” bersama ummat Islam.
Maka, saudaraku, dalam momen penuh rahmat dan berkah Allah ta’aala mengapa kita tidak malah memanfaatkannya untuk langsung menawarkan kepada mereka untuk sekalian masuk dalam rahmat Allah ta’aala di bulan baik ini? Sampaikanlah kalimat yang biasa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sampaikan:
أَسْلِمْ تَسْلَمْ
Aslim Taslam (= masuk Islamlah engkau, niscaya engkau bakal selamat di dunia dan akhirat’)
Mari saudaraku, di bulan penuh rahmat ini kita bersungguh-sungguh berperan menjadi penebar rahmat Allah ta’aala sebagaimana diisyaratkan di dalam Al-Qur’an:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam) melainkan agar menjadi rahmat bagi semesta alam. ” (QS Al-Anbiyaa 107)
Inilah hakikat sebenarnya ummat Islam menjadi rahmat bagi segenap alam semesta. Kita berusaha berbagi nikmat yang paling mahal anugerah Allah ta’aala, yakni nikmat iman dan Islam. Sebab kita tidak ingin masuk surga sendiri. Kita ingin sebanyaknya manusia turut bersama menuju rahmat dan surga Allah ta’aala. Sedangkan untuk meraih rahmat dan surga Allah ta’aala tidak ada jalan lain selain jalan yang telah ditempuh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.
Ramadhan Mubarok.-