Di dalam bulan Ramadhan terkandung banyak kebaikan. Hal ini terbukti dengan begitu ramainya kehadiran ummat Islam di berbagai masjid dan surau. Alhamdulillah. Hal inilah yang membuat kita sepanjang tahun merindukan kehadirannya. Kita segera menyaksikan sebuah transformasi penampilan ummat Islam yang begitu signifikan.
Kita segera melihat bahwa ummat Islam tiba-tiba menjadi gemar membaca Al-Qur’an. Gemar memperbanyak amal sholeh dan amal ibadah. Gemar bersedekah. Gemar sholat taraweh. Gemar memperhatikan kaum fuqoro wal masakin serta anak yatim. Kaum muslimat lebih gemar menutup dirinya dengan jilbab dan busana muslimah.
Di sisi lain gairah berbuat kekejian dan kemaksiatan mengalami penurunan drastis. Walau tidak bisa kita pungkiri masih ada saja di sana sini fihak-fihak yang tetap melakukannya. Padahal Nabi shollallahu ’alaih wa sallam telah bersabda bahwa ”syetan-syetan dibelenggu, maksudnya jin.” Oleh karena itu seorang ulama dari Andalusia bernama Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan: ”…kemaksiatan itu disebabkan oleh sejumlah faktor selain syetan: seperti jiwa yang buruk, kebiasaan tidak baik dan syetan dari jenis manusia.”
Kalau kita pergi ke negeri-negeri berpenduduk minoritas muslim, seperti Amerika, Eropa atau Australia, maka kita akan menemukan pemandangan yang jauh lebih menyentuh. Di tempat-tampat seperti itu ummat Islam tampil penuh dengan ruhul ukhuwwah wal mahabbah (spirit persaudaraan dan kasih-sayang). Terutama bila menyambut dan mempersiapkan acara ifthor jama’i (buka bersama) di masjid atau Islamic Center.
Pelaksanaan ifthor jama’i di berbagai Islamic Center di negeri-negeri minoritas muslim menjadi sangat menarik karena biasanya mereka terdiri dari komunitas muslim internasional yang melibatkan kaum muslimin aneka ras dan bangsa. Kemudian masing-masing anggota masyarakat menyumbangkan makanan khas negeri masing-masing.
Subhanallah..! Suatu pemandangan yang sungguh sangat menyentuh. Berhimpunlah mereka muslim aneka warna kulit, bangsa dan bahasa duduk dalam suatu majelis dengan hidangan yang berlatar belakang aneka selera antara bangsa. Semua duduk bersama diikat oleh rasa cinta dan persaudaraan yang dikenal dengan al-ukhuwwah al-Islamiyyah (persaudaraan Islam). Duduk bersama di rumah Allah ta’aala, tuhan orang kulit putih maupun kulit hitam, tuhan orang Arab maupun non-Arab. Semua berhimpun semata mengharapkan rahmat dan ridho Allah ta’aala tuhan yang Maha Esa.
Kemudian biasanya kegiatan ifthor jama’i di Islamic Center seperti di atas dijadikan kegiatan open house. Artinya acara tersebut mengundang dan membuka diri bagi kehadiran masyarakat setempat sekalipun mereka bukan muslim. Hal ini diharapkan dapat menjadi sarana mengajak mereka mengenal bahkan tertarik dengan ajaran Islam yang sarat dengan nilai-nilai persaudaraan dan cinta yang hakiki.
Dan survey membuktikan bahwa seringkali hidayah Allah ta’aala tercurah pada saat itu. Sehingga tidak jarang lewat undangan terbuka acara ifthor jama’i seperti di atas menyebabkan ada saja orang Amerika, Eropa atau Australia yang kemudian tersentuh lalu masuk Islam. Sebab memang hanya ajaran Islam-lah yang benar-benar sanggup menghimpun dan mempersatukan ummat manusia dari aneka latar belakang warna kulit, bahasa, suku, ras dan bangsa. Maha Benar Allah ta’aala ketika berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا
وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat ayat 13)
Artinya, ummat Islam di negeri seperti Amerika, Eropa dan Australia sangat kreatif sehingga sanggup memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai sarana berda’wah mengajak kalangan non-muslim masuk ke dalam rahmat Allah ta’aala, yakni Al-Islam. Pertanyaannya: ”Tidakkah kita yang berpenduduk mayoritas muslim di negeri ini mestinya lebih sanggup lagi untuk merebut hati warga non-muslim di negeri ini melalui pemanfaatan bulan Ramadhan?” Semestinya bisa….