Saudaraku, penulis samasekali tidak punya hubungan apapun dengan Wiliardi maupun isterinya, Novarina. Kenal saja tidak, apalagi punya kepentingan terhadap mereka. Namun ada suatu kejadian menarik yang muncul di tengah kerumitan proses pengadilan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasruddin Zulkarnaen. Kejadian itu muncul beberapa saat setelah Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam pembacaan tuntutannya di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (19/1), meminta hakim menjatuhi vonis hukuman mati untuk Wiliardi. Kejadian menarik tersebut ialah komentar yang spontan dari istri Wiliardi, Novarina, ketika dimintai responnya oleh media terhadap tuntutan hukuman mati atas suaminya itu.
Kalimat pertama dari istri Wiliardi berupa kutipan ayat Al-Qur’an yakni:
لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
"Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."(QS Al-Anbiya ayat 87)
Selanjutnya beliau berkata: ”Saya yakin Allah akan menolong hambaNya. Allah tidak akan salah dalam memvonis ummatNya.”
Menurut catatan media lainnya, Naovarina sempat berkata:
”Saya yakin Allah tidak tidur. Saya yakin Allah mendengar doa orang-orang yang dizalimi.”
Selain itu, beliau juga sempat berkata:
”Ini cobaan terberat kami sekeluarga. Saya yakin, Allah akan memberikan keadilannya.”
Saudaraku, apa yang diutarakan oleh isteri Wiliardi di atas, semuanya merupakan kata-kata seorang yang merasakan kezaliman sedang menimpa suami dan keluarganya. Dan ini jelas merupakan ciri khas orang beriman bilamana dirinya sedang teraniaya. Seorang beriman sejati ialah seorang yang bilamana dirinya atau orang-orang terdekatnya teraniaya, maka ia akan segera kembali kepada Yang Maha Adil, Allah Subhaanahu wa ta’aala. Berbeda dengan seorang yang tidak beriman. Bila diri atau keluarganya terzalimi, maka ia akan mengamuk dan mencari kambing hitam. Jauh dari memanggil Allah, karena ia memang selama ini ingkar kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Jika apa yang diutarakan Novarina bukan merupakan retorika, maka sungguh fihak-fihak yang telah berlaku zalim terhadap Wiliardi benar-benar berada dalam bahaya besar. Sebab Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah memperingatkan kita semua dalam sebuah hadits:
وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
“Takutlah kamu akan doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya antara dia dengan Allah tidak ada hijab/pembatas.” (HR Bukhary)
Orang yang berlaku zalim hendaknya menyadari bahwa bilamana fihak yang telah dizaliminya mengembalkan urusannya kepada Allah, maka tidak ada batas antara diri si pemohon dengan Allah. Artinya Allah pasti akan kabulkan doa si teraniaya, walaupun itu kadang-kala tidak kontan saat itu juga melainkan sesudah berlalu beberapa waktu. Sebagaimana sabda Nabi shollallahu ’alaih wa sallam:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ
وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ تُحْمَلُ عَلَى الْغَمَامِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ
وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
“Tiga macam doa yang tidak tertolak (oleh Allah): “Doa pemimpin yang adil, doa orang berpuasa hingga ia berbuka dan doa orang teraniaya, doanya dibawa oleh awan dan membuka pintu-pintu langit lalu Allah berfirman: “Demi KeagunganKu, sungguh akan Aku tolong kamu walaupun sesudah beberapa waktu.” (HR Ahmad)
Jadi, sekali lagi, bila apa yang dilontarkan oleh Novarina bukan merupakan sebatas retorika dan jika Wiliardi memang benar-benar dijebak sehingga hendak dijadikan tumbal, berarti mereka merupakan fihak yang terzalimi. Dan mengingat bahwa respon serta sikap yang muncul adalah “mengembalikan urusan kepada Allah yang Maha Adil,” maka sungguh mereka dalam keberuntungan sedangkan fihak penzalim benar-benar berada dalam kerugian. Artinya, jika sampai akhirnya Wiliardi dijatuhi hukuman mati, maka ia boleh jadi dianggap kalah di dunia, tapi sesungguhnya kemenangan abadi dan hakiki menantinya di surga Allah yang kekal. Inilah sesungguhnya makna sejati yang mestinya difahami di balik ungkapan Novarina: ”Saya yakin Allah akan menolong hambaNya. Allah tidak akan salah dalam memvonis ummatNya.”
Saudaraku, jelas Allah tidak akan salah dalam memvonis ummatNya. Namun perlu difahami bahwa Allah tidak pernah salah, namun manusia boleh jadi bisa salah. Artinya, janganlah pernah mengharapkan bahwa pengadilan dunia akan menghasilkan keadilan sejati. Hanya Pengadilan Allah-lah satu-satunya tempat dimana semua fihak akan memperoleh balasan yang seadil-adilnya. Pelaku kebaikan pasti memperoleh ganjaran semestinya dari Allah, dan pelaku kejahatan niscaya bakal mendapat hukuman setimpal dariNya.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًايَرَه
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
”Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (QS Az-Zalzalah ayat 7-8)
Saudaraku, di tengah zaman dimana segala sesuatu dinilai berdasarkan, materi, uang, kekuasaan dan pengaruh duniawi, maka apa yang dilontarkan oleh seorang isteri Wiliardi sungguh merupakan ibarat air segar di tengah kegersangan padang pasir. Ini merupakan bahasa iman dan aqidah yang terlontar di tengah kondisi dunia yang sarat dengan bahasa kekerasan, kekuatan, kekuasaan dan uang. Sungguh, merupakan hiburan sejati bagi orang beriman tatkala di dalam tayangan berita-berita di televisi yang umumnya sarat dengan fitnah dan bahasa dunia, tiba-tiba muncul seseorang yang berbicara dengan bahasa iman dan penyerahan diri kepada Allah.
Sungguh, kita berharap semoga Novarina tidak sedang beretorika. Kita berharap semoga seorang Wiliardi tidak sedang berdusta ketika ia menolak segenap tuduhan akan keterlibatan dirinya di dalam perencanaan maupun eksekusi pembunuhan nyawa seorang anak manusia. Sebab jika itu hanya retorika dan penolakannya adalah dusta, sungguh nama Allah yang disebut-sebut justeru akan kembali kepada pengucapnya. Sebagaimana dikatakan oleh Novarina sendiri: ”Saya rela jika memang suami melakukan tuduhan tersebut. Saya rela dia dihukum apapun.”
Demikian pula sebaliknya, bila semua yang diucapkan adalah sesuatu yang benar-benar merupakan ungkapan jujur dari hati yang paling dalam, maka kita katakan kepada pasangan suami-isteri ini: ”Wahai saudara Wiliardi dan Novarina, bersabarlah dan yakinlah bahwa Allah memang tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur. Dan yakinlah bahwa Allah tidak rela atas kezaliman siapapun terhadap orang manapun. Dan hendaklah kalian berdua memelihara sikap istiqomah dalam bertawakkal kepada Allah. Jangan alihkan pandangan dari harapan akan rahmat dan pertolongan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Lalu terakhir yang perlu kita catat adalah bahwa semua sandiwara ini cuma menunjukkan betapa dahsyatnya fitnah yang telah berkembang di dunia kita yang semakin tua-renta menjelang datangnya puncak fitnah, yakni Dajjal…! Nabi sudah peringatkan bahwa menjelang datangnya Dajjal dunia akan diwarnai oleh aneka fitnah yang sedemikian menggelapakan dunia.
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
"Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang lalim itu".(QS Al-Qashshash ayat 20)
Ya Allah, lindungilah kami dari segenap fitnah yang ada. Kuatkanlah diri kami dengan senantiasa hanya bertawakkal kepada Engkau dalam menghadapi berbagai fitnah yang kian menggelapkan dunia di akhir zaman… Amin, ya Rabb.