Sedangkan di negeri ini berbagai Partai islam justeru meninggalkan komitmen kepada ideologi dan Syariat Islam serta Jihad fi sabilillah. Hal ini mereka lakukan dengan maksud tidak ingin membuat kalangan non-muslim (baca: kafir) lari dan takut akan Islam. Padahal Hamas dengan segala kiprah ”militan”nya tidak pernah terasa menjadi momok yang menakutkan bagi sesama warga Palestina yang beragama Nasrani. Banyak testimony dari kaum Nasrani di Palestina yang menunjukkan penghormatan dan dukungan kepada Hamas.
Suara Langit
Mengapa Hamas Ikut Permainan Demokrasi?
Hamas tidak pernah tunduk kepada selera masyarakat dalam berpolitik, khususnya dalam tampilan kampanyenya. Malah Hamas-lah yang mengarahkan masyarakat. Dan mengingat bahwa kerja tarbiyyah, khairiyyah-ijtima’iyyah dan al-jihad wal-muqowwamah telah berlangsung dengan kokoh dan meluas di tengah masyarakat, maka Hamas cukup confident untuk memastikan mereka bakal memenangkan suara rakyat. Dan terbukti dalam realita bahwa estimasi mereka bukanlah sekadar asumsi apalagi mimpi di siang bolong.
Doa Adalah Ibadah Dan Sumber Kemuliaan Sejati
Orang yang berdoa kepada Allah berarti sangat faham kedudukan dirinya yang sebenarnya di dunia ini. Ia sangat mengerti bahwa segala upaya manusia untuk tampil mulia dan kuat di hadapan manusia lainnya tidak akan pernah tercapai bila ia justru menghadapkan wajahnya kepada segenap kemuliaan dan kekuatan palsu dunia ini. Hanya dengan menghadapkan wajah kepada Allah sematalah seseorang bakal meraih kemuliaan sejati.
Sabar Dalam Tahap Membangun Fondasi La Ilaha ill-Allah
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengingatkan Khabab akan tabiat jalan da’wah yang telah ditempuh orang-orang beriman sepanjang masa. Ini bukanlah jalan melewati taman-taman bunga. Ini bukan jalan bagi mereka yang menyengaja merekayasa jalan da’wah agar menghasilkan berbagai kemudahan dan kesenangan duniawi. Ini bukan jalan bagi mereka yang ingin segera memperoleh kemenangan da’wah dengan meninggalkan seruan asli da’wah Islam yaitu proklamasi umum pembebasan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia menjadi penghambaan manusia kepada Allah semata. Ini bukan jalan bagi mereka yang demi kekuasaan rela mengaburkan seruan La Ilaha ill-Allah menjadi seruan lain, seperti Nasionalisme atau Sosialisme atau bahkan Moralisme.
La Ilaha Ill-Allah Dalam Kehidupan Pribadi Maupun Umum
Pada masa sistem khilafah berdiri kaum muslimin merasakan bahwa keyakinan La Ilaha ill-Allah di dalam hati bersinergi dengan nilai-nilai umum yang berlaku di masyarakat. Bersinergi dengan sistem sosial-politik-budaya yang ada di masyarakat dan negara. Sehingga dalam kehidupan umum kaum muslimin dapat merasakan betapa nilai-nilai Islam menjadi warna utama masyarakat.
Bendera La Ilaha ill-Allah Bukan Panji Sosialisme
Bukankah jika Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengawali da’wah dengan mengibarkan panji Sosialisme-kemasyarakatan beliau bakal mendapat sambutan dan dukungan luas dari kebanyakan bangsa Arab pada masa itu? Sebagian besar mereka berada dalam derita sosial karena kemiskinan. Mereka teraniaya oleh minoritas kalangan borjuis-elite-kaya yang bertingkah semena-mena terhadap kalangan di bawah garis kemiskinan.
Ruang Lingkup Undangan Ke Surga
Mereka kemudian menggambarkan Islam menurut versi mereka. Sebuah Islam dikatakan baik, moderat dan modern bilamana menerima gaya hidup dan cara berfikir barat-liberal. Kemudian tidak sedikit kaum muslimin yang masuk ke dalam jebakan mereka. Mulailah bermunculan kaum muslimin bahkan aktivis pergerakan Islam yang tunduk kepada Islam versi barat-liberal. Muncullah sebagian muslim yang menyamakan antara jihad dengan terorisme. Sebab memang itulah yang musuh kehendaki. Mereka ingin menjauhkan ummat Islam dari tugas suci mereka yaitu berjihad di jalan Allah.
Tiga Alasan Yahudi Perlu Dimusuhi
Jika Allah saja kaum Yahudi khianati apalagi ”sekedar” bangsa Palestina yang mereka nilai bukan saja bukan manusia. Bangsa Yahudi memandang bangsa selain mereka sebagai Ghoyim atau Gentile dalam bahasa Inggris. Ghoyim artinya makhluk yang tidak dikategorikan sebagai manusia karena tidak termasuk bangsa Yahudi
Sedemikian Takut Sehingga Pasukan Israel Pakai Pampers
Namun yang paling menggelikan adalah ketika Komandan Pasukan Izzuddin Al-Qossam memberi kesaksian bahwa pasukan Yahudi dipergoki berperang dengan memakai pampers…!!! Artinya, mereka sedemikian pengecutnya sehingga harus mengantisipasi kalau-kalau pasukannya berperang dalam keadaan takut sampai terkencing-kencing…!
Meyakini Adanya Kehidupan Lain
Betapa berbedanya penampilan bangsa Muslim Palestina dengan bangsa Yahudi Israel menghadapi perang di Gaza. Ada ketegaran, ketenangan dan kesabaran yang sangat nyata terlihat di wajah banyak warga Gaza selama perang berlangsung. Sementara itu jelas terlihat hadirnya tanda-tanda kepanikan, keresahan dan ketakutanpada sebagian besar warga negara Zionis di wilayah selatan Israel setiap kali sirene berbunyi menjelang mendaratnya roket para pejuang Palestina.
- Sebelumnya
- 1
- …
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- …
- 30
- Berikutnya