Sejak awal manusia muncul di dunia yang fana ini Allah subhaanahu wa ta’aala telah menunjukkan Kasih Sayang-Nya dengan tidak membiarkan manusia hidup dalam kegelapan, ketidak-jelasan dan kesesatan. Allah subhaanahu wa ta’aala menunjukkan Kasih Sayang melalui pengutusan para Nabi dan Rasul ’alaihimus-salaam dari masa ke masa untuk setiap kelompok manusia di segenap penjuru bumi Allah subhaanahu wa ta’aala. Para Ulama berpendapat jumlah keseluruhan Nabi dan Rasul ’alaihimus-salaam mencapai 124.000 orang. Kitab suci Al-Qur’an hanya memperkenalkan kepada kita sebanyak 25 Nabiyullah di antaranya. Allah subhaanahu wa ta’aala membimbing dan memberi petunjuk manusia melalui pengajaran dan da’wah para Nabi dan Rasul ’alaihimus-salaam tersebut. Dan setiap Rasul ’alaihimus-salaam membawa inti ajaran yang sama dan universal bagi ummatnya masing-masing.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap ummat untuk menyerukan: Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu”
(QS An-Nahl ayat 36)
Ajaran universal tersebut ialah Sembahlah Allah subhaanahu wa ta’aala saja, dan jauhilah Thaghut itu. Tidak ada seorangpun Rasul yang diutus Allah subhaanahu wa ta’aala kecuali menyampaikan dan mengajarkan ajaran universal ini. Inilah ajaran Tauhid (mengesakan Allah subhaanahu wa ta’aala semata). Barangsiapa yang mengesakan Allah subhaanahu wa ta’aala semata berarti ia menyembah hanya Allah subhaanahu wa ta’aala semata dan menjauhi penyembahan berbagai ilah selain-Nya. Sedangkan berbagai ilah selain Allah subhaanahu wa ta’aala disebut dengan istilah Thaghut.
Setiap Nabi dan Rasul ’alaihimus-salaam yang diutus Allah subhaanahu wa ta’aala pasti menyampaikan pesan yang berbunyi Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu. Inilah pesan yang dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul ’alaihimus-salaam yang diutus Allah subhaanahu wa ta’aala, baik yang diperkenalkan nama-namanya kepada kita maupun tidak. Inilah pesan yang dibawa oleh Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Ismail, Luth, Ya’kub, Yusuf, Syuaib, Ayyub, Musa, Isa ’alaihimus-salaam dan akhirnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.
Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan penutup rangkaian para Nabi dan Rasul ’alaihimus-salaam yang diutus Allah subhaanahu wa ta’aala ke muka bumi untuk menyampaikan risalah ajaran Allah subhaanahu wa ta’aala. Dan sesudah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tidak bakal ada lagi Nabi maupun Rasul ’alaihimus-salaam yang diutus Allah subhaanahu wa ta’aala untuk menyampaikan ajaran atau syariat baru.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّه
ِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Ahzab ayat 40)
Diutusnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sebagai penutup para nabi mengantarkan kita kepada beberapa kesimpulan:
Pertama, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Penutup para Nabi untuk ummat manusia yang posisinya sebagai Penutup Para Ummat.
Kedua, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Nabi Akhir Zaman untuk Ummat Akhir Zaman alias Ummat manusia yang hidup di Akhir Zaman.
Ketiga, semenjak diutusnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam berarti manusia yang hidup bersama beliau dan datang sesudah beliau mendapat julukan Penutup Para Ummat atau Ummat Akhir Zaman. Dengan kata lain kita semua yang dilahirkan dan hidup sesudah diutusnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan the Last Of Mankind. Sesudah kehadiran ummat akhir zaman ini di muka bumi, maka tidak akan ada lagi ummat manusia di muka bumi sebab dunia akan segera berakhir.
Keempat, tidak bakal ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang bakal diutus Allah subhaanahu wa ta’aala untuk membawa ajaran baru. Sebab ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah mencapai bentuk kesempurnaan dan kelengkapan ajaran Allah subhaanahu wa ta’aala.
Kelima, kalaupun ajaran Islam mengajarkan bahwa Nabiyullah Isa alaihis-salaam bakal turun kembali di akhir zaman, maka ia tidak akan datang membawa ajaran baru atau menda’wahkan ajaran Kristen atau Nashrani, melainkan ia malah akan menjadi pengikut dan pengokoh ajaran Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Sebab turunnya kembali Nabiyullah Isa alaihis-salaam adalah untuk menjalankan beberapa tugas mulia yang belum beliau jalankan, yakni di antaranya: (1) mengajak ahli Kitab yakni Yahudi dan Nashrani agar memeluk agama Islam, (2) membunuh fitnah yang paling dahsyat sepanjang zaman yakni Dajjal, (3) menghancurkan salib, (4) membunuh babi, (5) mengatasi kaum penghancur Ya’juj wa Ma’juj serta (6) menghidupkan syiar agama Islam di antaranya melalui pelaksanaan ibadah haji dan umroh.
Satu hal yang pasti ialah bahwa ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan ummat Akhir Zaman. Artinya ummat ini merupakan ummat yang hidup di penghujung perjalanan eksistensi dunia fana ini. Ummat Muhammad adalah ummat yang bakal menyongsong datangnya kiamat.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ
قَالَ وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى (مسلم)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Aku dan hari kiamat diutus (berdampingan) seperti ini.” Anas berkata:”Dan beliau menghimpun jari tengah dan jari telunjuknya.” (HR Muslim 14/193)
Hanya saja yang bakal mengalami Kiamat hanyalah ummat Muhammad yang durhaka kepada Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Adapun mereka yang mengimani dan mentaati Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bakal diselamatkan dari peristiwa dahsyat Kiamat sebab Allah subhaanahu wa ta’aala bakal mencabut nyawa kaum muslimin menjelang dekat sekali datangnya kiamat.