Ketika Allah ta’aala menggambarkan karakter bangsa Rum di dalam surah Ar-Ruum, maka kita temukan salah satunya ialah sekularistik dan materialistik. Bangsa Rum dewasa ini diwakili oleh bangsa barat umumnya, Eropa dan Amerika khususnya. Sekular dalam pengertian menyangka bahwa kehidupan hanyalah di dunia belaka. Mereka tidak memiliki wawasan ukhrowi sedikitpun. Materialis dalam pengertian hanya bisa menilai segala sesuatu berdasarkan hal-hal yang lahiriyah semata. Mereka tidak pernah tahu mengenai hadirnya perkara ghaib atau tidak tampak.
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS Ar-Ruum ayat 7)
Di antara keistimewaan bulan Ramadhan ialah peranannya sebagai reminder (pengingat) akan hadirnya kehidupan akhirat dan alam ghaib. Seorang muslim yang rajin membaca pesan-pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berkenaan dengan bulan Ramadhan pasti akan menemukan begitu banyak hadits yang menguatkan hal ini.
حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu katanya: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Apabila tiba bulan Ramadan, pintu-pintu Surga dibuka dan pintu-pintu Neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR Bukhary-Muslim 606)
Surga dan Neraka adalah dua tempat yang mengingatkan kita akan kehidupan akhirat. Sedangkan para syaitan dibelenggu menunjukkan betapa nyatanya kehadiran alam ghaib.
Seorang muslim beriman akan adanya kehidupan berikutnya selepas dunia fana ini. Ia yakin bahwa setelah seorang manusia meninggal dunia bukan berarti urusannya berakhir. Justeru sebaliknya, kehidupan hakiki dan abadi baru berawal. Bahkan Al-Qur’an begitu banyak memperingatkan betapa merugi orang yang menyangka hidup hanya sebatas dunia.
فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا وَيَلْعَبُوا حَتَّى يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ
يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ
خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ
“Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka, (yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia), dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.” (QS Al-Ma’arij ayat 42-44)
Demikian pula dengan alam ghaib. Melalui Ramadhan, kita diajak untuk keluar dari sekadar urusan yang zahir atau material. Sebab tanpa iman akan perkara ghaib mustahil seseorang bisa menerima ungkapan ”… serta syaitan-syaitan dibelenggu.” Apalagi kalau kita kaitkan dengan hadits yang berbunyi sebagai berikut:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Demi Allah yang jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada aroma misk.” (HR Bukhary 1771)
Semua tahu bahwa di siang hari ketika seseorang sedang berpuasa niscaya aroma mulutnya menjadi tidak sedap. Hanya dengan keimanan akan adanya perkara ghaib seseorang akan menerima hadits di atas dengan kemantapan hati.
Maka, kita sayangkan masih banyaknya pimpinan muslim di berbagai kantor yang menuntut karyawannya agar tetap berprestasi dan berproduktivitas (secara duniawi) di bulan Ramadhan sama dengan prestasi dan produktivitas mereka di bulan-bulan lainnya. Bahkan kadang diharapkan lebih daripada bulan lainnya.
Ramadhan adalah bulan Pusdiklat (pusat pendidikan dan latihan) program buatan Allah ta’aala untuk meluluskan para muttaqin (orang-orang bertaqwa). Sedangkan program pusdiklat bikinan manusia saja seorang pimpinan kantorbisamemaklumi kalau para karyawannya tidak mungkin tetap berprestasi dan berproduktivitas di kantor seperti biasanya sambil mengikuti pusdiklat tersebut. Bahkan hadir di kantorpun tidak.
Terkadang godaannya muncul dari orang-orang kafir yang berkata: ”Lihat itu ummat Islam, asal sudah bulan Ramadhan, pasti prestasi mereka menurun..” Apakah kita perlu menanggapinya? TIDAK…! SEBAB KITA BUKAN MEREKA DAN MEREKA BUKAN KITA..! Kita sangat faham dan yakin adanya kehidupan lain selain dunia, kita sangat faham dan yakin adanya alam ghaib selain yang nyata dan material. Sedangkan mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai…!
Saudarakau, selamat menikmati bulan agung lagi penuh berkah, bulan Ramadhan. Selamat memanfaatkan berbagai sarana amal sholeh dan amal ibadah selama Ramadhan untuk membentuk diri menjadi muttaqin. Selamat mengokohkan dalam diri keyakinan bahwa akhirat lebih utama daripada dunia. Selamat berlomba dengan muslim lainnya merebut kapling tertinggi surga di akhirat. Selamat menyadari bahwa hidup bukanlah interaksi dengan hal-hal material-zahir belaka, melainkan meliputi urusan dengan perkara ghaib-batin pula. Tolok ukur orang bertaqwa bukan semata untung-rugi duniawi, melaikan meliputi berkah ilahi ukhrowi.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Ramadhan.”