Ummat Islam sangat disayang oleh Allah subhaanahu wa ta’aala sehingga mereka tidak diizinkan Allah subhaanahu wa ta’aala mengalami peristiwa dahsyat hari Kiamat. Beberapa saat menjelang Kiamat akan berlangsung Allah subhaanahu wa ta’aala bakal mengutus angin sejuk untuk mencabut nyawa setiap orang yang memiliki keimanan walau seberat biji atom agar tidak perlu mengalami dahsyatnya peristiwa Kiamat.
ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ فَلَا يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ
Rasulullah bersabda: “Kemudian Allah melepaskan angin dingin yang berhembus dari Syam. Maka tidak seorangpun dari manusia yang beriman kecuali dicabut nyawanya.” (HR Muslim 14/175)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ رِيحًا مِنْ الْيَمَنِ أَلْيَنَ مِنْ الْحَرِيرِ فَلَا تَدَعُ أَحَدًا فِي قَلْبِهِ قَالَ أَبُو عَلْقَمَةَ مِثْقَالُ حَبَّةٍ و قَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ إِيمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ
”Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala akan mengutus suatu angin yang lebih lembut dari sutera dari arah Yaman. Maka tidak seorangpun (karena angin tersebut) yang akan disisakan dari orang-orang yang masih ada iman walau seberat biji dzarrah (atom) kecuali akan dicabut ruhnya.” (HR Muslim 1098)
Setelah semua orang beriman dicabut nyawanya dari muka bumi, maka tersisalah manusia-manusia paling jahat, paling kafir, paling musyrik di dunia. Atas mereka inilah Kiamat bakal terjadi. Sehingga peristiwa Kiamat menjadi azab mengerikan yang menimpa mereka sebelum azab lebih dahsyat yang menanti mereka di akhirat kelak.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ النَّاسِ
Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Kiamat tidak akan berlangsung kecuali menimpa atas orang-orang yang paling jahat.” (HR Muslim 5243)
…
فَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ فِي خِفَّةِ الطَّيْرِ وَأَحْلَامِ السِّبَاعِ لَا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا فَيَتَمَثَّلُ لَهُمْ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ أَلَا تَسْتَجِيبُونَ فَيَقُولُونَ فَمَا تَأْمُرُنَا فَيَأْمُرُهُمْ بِعِبَادَةِ الْأَوْثَانِ وَهُمْ فِي ذَلِكَ دَارٌّ رِزْقُهُمْ حَسَنٌ عَيْشُهُمْ ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ
…" sehingga yang tersisa hanya manusia jahat yang tidak memiliki keimanan. Mereka tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk hingga syetan muncul dan berkata: ”Mengapa kalian tidak memenuhi seruanku saja?” Mereka menjawab: ”Apa yang kalian perintahkan pada kami?” Syetan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah berhala. Maka merekapun mengikuti saran tersebut. Sedangkan mereka berada dalam kehidupan yang serba berkecukupan, kemudian ditiuplah sangkakala (hari kiamatpun datang).” (HR Muslim 14/175)
Bila demikian keadaannya, bolehkah seorang muslim bersikap santai dan acuh tak acuh terhadap peristiwa dahsyat Kiamat? Sudah barang tentu TIDAK…! Sebab tidak seorangpun mengetahui kapan datangnya hari Kiamat. Jangankan sembarang manusia, bahkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sekalipun tidak tahu persis hari, tanggal, bulan dan tahun bakal terjadinya hari Kiamat.
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ
”Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit/hari Akhir/hari Kiamat. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari itu hanya di sisi Allah.” (QS Al-Ahzab ayat 63)
Jadi kita tidak dibenarkan menyikapi hari Kiamat dengan bersantai-santai hanya mentang-mentang kita termasuk muslim yang dijamin tidak bakal mengalaminya. Padahal kita tidak tahu persisnya kapan hari itu akan tiba. Yang pasti, Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam untuk mengkondisikan ummatnya agar meyakini bahwa hari Kiamat sudah dekat waktu kedatanganannya. Walau kedatangannya tidak jelas, tapi ummat diarahkan untuk selalu standby menghadapinya dengan menghayati bahwa kedatangannya sudah dekat. Tidak ada satupun ayat maupun hadits yang membenarkan sikap menganggap bahwa Kiamat masih jauh.
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari itu sudah dekat waktunya.” (QS Al-Ahzab ayat 63)
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ
قَالَ وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى (مسلم)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Aku dan hari kiamat diutus (berdampingan) seperti ini.” Anas berkata:”Dan beliau menghimpun jari tengah dan jari telunjuknya.” (HR Muslim 14/193)
Di samping itu, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengingatkan kita bahwa beberapa saat sebelum tibanya hari Kiamat dunia bakal diselimuti rangkaian fitnah yang begitu dahsyat sehingga menjadi laksana potongan malam yang gelap-gulita. Sedemikian hebatnya keadaan fitnah-fitnah saat itu sehingga akan banyak dijumpai orang yang begitu mudah berubah menjadi kafir padahal asalnya beriman. Bahkan perubahan dari iman menjadi kafir tersebut berlangsung dalam tempo yang sangat singkat. Tidak memerlukan proses dan waktu yang lama.
إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا
وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا
”Sesungguhnya menjelang hari Kiamat banyak fitnah bermunculan laksana malam gelap. Pagi hari seseorang beriman dan sore harinya kafir. Sore hari beriman paginya kafir.” (HR Ibnu Majah 11/455)
Dunia yang kita hadapi dewasa ini saja sudah terasa diwarnai begitu banyak fitnah. Marilah kita bersungguh-sungguh mempersiapkan diri menghadapi bakal datangnya hari dahsyat Kiamat. Marilah kita jauhi sikap santai dan acuh tak acuh terhadap fenomena hidup di Akhir Zaman menjelang datangnya Kiamat. Marilah kita tingkatkan pengetahuan dan keyakinan kita akan tanda-tanda menjelang datangnya Kiamat agar kita dapat mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan skenario ilahi yang bakal –insyaAllah- pasti terjadi. Semoga Allah subhaanahu wa ta’aala memasukkan kita ke dalam golongan yang tidak salah mensikapi segenap tanda demi tanda Akhir Zaman yang kian membenarkan kenabian Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.