Lain hal lagi dengan orang-orang yang gemar menjual berbagai macam aset negara, menjadi para penghianat bangsa sehingga memudahkan asing dan aseng menjarah kekayaan negeri ini, para koruptor, para pembuat kebijakan yang menimbulkan banyaknya kebijakan yang menyengsarakan rakyat, apakah sikap seperti itu sesuai dengan Pancasila? Mengapa tuduhan anti-Pancasila tidak berlaku bagi mereka? Apakah tuduhan tersebut menjadi bebas hanya karena tebar pesona “Saya Indonesia Saya Pancasila”.
Sebenarnya tuduhan anti-Pancasila yang saat ini kembali menggema dituduhkan kepada para ustaz yang istiqomah menyeru dalam kebaikan, dalam hal ini yang menimpa Ustaz Abdul Somad malah bisa menjadi berkah dan blunder besar bagi mereka yang menuduh tersebut. Bagaimana tidak, tuduhan anti-Pancasila kepada Ustaz Abdul Somad dijawab oleh umat dengan semakin banyaknya undangan kepada beliau. Contohnya setelah dipulangkan dari Hongkong, beliau diundang ke Aceh bahkan sampai disambut gegap gempita.
Seharusnya ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa penolakan yang terjadi kepada para Ustadz dengan tuduhan sepihak bahkan cenderung tendensius justru akan semakin mengokohkan umat ini. Bahkan bukan sesuatu yang mustahil jika di masa yang akan datang justru akan semakin banyak Ustadz yang merindukan dirinya ditolak dan dipersekusi, karena semakin banyak yang menolak, justru ustaz tersebut akan semakin dicintai umat.
Ini semua bisa terjadi tentunya di luar logika akal manusia, bagaimana bisa yang awalnya bertujuan untuk menolak dan menghancurkan karakter Ustaz Abdul Somad, namun ternyata beliau semakin banyak diundang dan dicintai umat.
Ini semua tidak terlepas dari campur tangan Allah SWT, karena jika semua kekuatan jin dan manusia bersatu untuk menghancurkan karakter Ustaz Abdul Somad, namun jika Allah SWT tidak berkehendak, maka semua itu tidak akan terwujud sampai kapan pun.