Ilustrasi Palestina : Teriakan Kezaliman dan Sel Bersama Seekor Babi

Tahun 1979 Yahudi berhasil memperkecil lagi ruang konfliknya hanya dengan masyarakat Palestina saja, khususnya setelah perjanjian Camp David yang ditandatangani Anwar Sadat, Presiden Mesir saat itu dengan pihak Yahudi.

Tahun 1980an sampai 90an Yahudi memperkecil lagi masalah Palestina menjadi hanya konflik antara mereka dengan PLO yang dipimpin Yaser Arafat yang misterius itu. Teriakan kezaliman Yahudi di Palestina seakan hanya milik PLO yang sama sekali tidak mewakili umat Islam Palestina, apalagi kaum Muslimin sedunia. Apalagi ideologi para pemimpin PLO terindikasi sosialis komunis termasuk “boneka Yahudi” Mahmud Abbas yang jadi “Presiden” otoritas Palestina sekarang.

Karena intifadhah jilid 1 pecah 7 Desember 1987 yang dideklarasilan Asy-Syahid Syekh Ahmad Yasin melalui organisansi HAMAS-nya dan berlanjut sampai hari ini, Yahudi memperkecil lagi konflik mereka dengan HAMAS dan faksi Jihad lainnya.

Dalam fase 1987 sampai saat ini Yahudi berhasil pula memaksa dunia di bawah PBB dan juga negara negara Arab menyematkan gelar terosrisme kepada HAMAS dan faksi jihad lainnya. Duniapun ikut memusuhi mereka, kecuali Qatar dan Turki serta Mesir di era Mursi yang berumur hanya satu tahun itu.

Desember 2017, Presiden Amerika, sudah tentu atas perintah Yahudi dan kesepakatan dengan sebagian pemimpin Arab, mendeklarasikan, tepatnya meneriakkan Al-Quds adalah ibu kota Yahudi di Pelestina.

Tak pelak umat Islam berteriak memprotes teriakan sang Presiden Amerika yang menurut banyak sumber kurang waras itu. Jutaan umat Islam di hampir setiap negeri Muslim mengadakan protes atas ucapan sang Presiden yang “kurang waras” itu.

Kita berharap terikan dan protes umat Islam saat ini tidak seperti teriakan sang pemuda dan 5 kawannya yang dizalimi aparat dan penjaga penjara seperti yg dilukiskan di atas.

Masalah Palestina jauh lebih besar dari Al-Quds. kalaupun tuntutan umat Islam hari ini yang menjadikan Al-Quds sebagai ibu kota negara Palestina yang diakui PBB dan negara negara Arab yang luas wilayahnya hanya sekitar 2.5% dari total wilayah Palestina, bukan berarti masalah Palestina selesai.

Masalah Palestina adalah masalah penjajahan kaum Yahudi atas tanah suci dan satu masjid dari 3 masjid suci umat Islam.

Mslasalah palestina adalah masalah wujud dan izzah /kemuliaan Islam dan umat Islam sedunia.

Masalah Palestina adalah masalah kunci kemenangan umat Islam akhir zaman. Tanpa kemerdekaan seluruh tanah Palestina, umat Islam belum dianggap mulia dan menang kendati sudah menaklukkan Amerika sekalipun.