Tanggapan Artikel Thoriqud Dakwah "Lagi, Mengenai Penyimpangan Dakwah"

Membaca artikel terbaru di rubrik manhaj da’wah dengan judul “Lagi Mengenai Penyimpangan Dakwah” sungguh sangat menarik. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada ustadz pengasuhnya, saya ingin mencermati beberapa bagian dari artikel tersebut agar tidak menimbulkan salah persepsi dari para pembaca.

Pertama : Di artikel tersebut dijelaskan bahwa tergesa-gesa (isti’jal) untuk meraih hasil dari dakwah adalah sesuatu yang tidak baik. Saya sangat setuju. Hanya saja, memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam beramal (qosdul amal) tentu tidak bisa disamakan dengan isti’jal. Kita tidak bisa menyebut seseorang yang mengatakan bahwa ia berdakwah dengan niat dan tujuan ingin mengembalikan tegaknya aturan-aturan ALLOH secara kaffah, baik di level individu, masyarakat, maupun negara sebagai orang yang isti’jal. Karena dakwah sebagai atap dari bangunan Islam (al muayyadat fii bina al Islam) memang berfungsi menjaga agar pilar-pilar bangunan Islam yang berupa syariah Islam bisa tetap berdiri kokoh. Tentu, disamping karena niat mencari ridho ALLOH sebagai ghoyah dari semua perbuatan seorang hamba.

Kedua : Disebutkan dalam artikel bahwa dalam berdakwah harus ada bekal mengenal kondisi masyarakat (ma’rifah maidan dakwah). Seorang da’i tidak bisa menutup mata terhadap kondisi masyarakat kita sekarang yang jauh dari nilai-nilai Islam. Benar sekali. Tentu ini dimaksudkan adanya cara (uslub) yang tepat dalam menyadarkan masyarakat sehingga sadar dan menjadikan nilai dan aturan Islam kembali jadi rujukan dalam segala aktifitasnya, tetapi walaupun uslub bermacam-macam, harus tetap pada koridor metode (thoriqoh) dakwah yang dicontohkan Rasululloh. Perlu dipahami, mengenal kondisi masyarakat bukan berarti ikut dan terbawa arus pada realita masyarakat yang rusak dan jauh dari nilai-nilai Islam.

Saudaraku, yang penting kita tetap sabar dan istiqomah memurnikan perjuangan menegakkan kembali Kalimah ALLOH sesuai rambu-rambu yang di gariskan ALLOH, seperti metode dakwah yang dicontohkan Rasululloh. Insya Alloh dengan begitu pertolonganNYA segera tiba.
Amin, Ya Mujibas Sailiin.(Allohu a’lam bishowab)

Ummu Nuha