Angin revolusi Arab berhembus ke Suriah, bermula dari rasa ketidakadilan, Hamzah Khatib, bocah berusia 13 tahun membuat coretan di dinding: Bashar Assad harus turun. Apa daya, sekadar coretan dinding pun sudah membuat pemerintah naik pitam. Hamzah ditangkap, selang beberapa hari jasadnya ditemukan di pinggir jalan. Tak lagi utuh, tak lagi bernyawa. Dan, api revolusi pun membesar.
Bashar Assad menjawab tuntutan rakyatnya dengan peluru, rudal dan pisau sembelih. Puluhan ribu nyawa melayang…ratusan ribu terlunta lunta mengungsi di negeri orang…jutaan lainnya lari membawa luka dari satu kota ke kota lain untuk mempertahankan nyawa. Sementara dunia diam…hanya terdengar kutukan dan ancaman yang kurang berarti bagi nasib rakyat Suriah.
Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) bersama elemen umat Islam lainnya mencoba memecah kebisuan tersebut. InsyaAllah sebelum bulan Romadhon 1434 H ini HASI memberangkatkan tim ke pengungsian disekitar Suriah untuk memberikan pertolongan medis kepada mereka.
Semoga mampu menjadi jawaban kelak ketika di hari kiamat Ar Rahman bertanya : “Apa yang telah kau lakukan untuk saudaramu di Suriah yang terzalimi ?”
Sunduq Peduli Suriah
Hilal Ahmar Society