Eramuslim.com – Nasib wong cilik di Ibu Kota benar-benar memilukan. Mengatasnamakan pembangunan mereka diusir dan digusur. Jakarta telah berubah seolah bukan tempat hidup dan mencari penghidupan untuk rakyat kecil.
Seorang aktivis di Jakarta, Jamran, menyuarakan pembelaan terhadap rakyat kecil Jakarta. Jamran menulis sebuah surat terbuka untuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Surat itu tersebar luas di pesan Whatsapp. Dia mengingatkan Megawati, bahwa telah banyak janji dan komitmen gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang didukung PDIP telah dilanggar, sehingga perlu memerintahkan partainya mencabut dukungan. Berikut isi lengkap surat terbuka Jamran kepada Megawati:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bunda apa kabar, tentu bunda sehat-sehat selalu, semoga ALLAH SWT selalu melimpahkan rahmat, hidayah serta keberkahan buat bunda dalam menjalankan aktifitas sehari-hari yang tentu sangat padat apalagi pengabdian dan pemikiran bunda buat negeri yang kita cintai ini.
Bunda tentu sudah melihat bagaimana polemik yang ada saat ini, pasti bunda lebih paham, bahkan saya yakin bunda merasa sedih karena rasa nasionalis bunda dan emosional bunda sangat peka melebihi orang-orang lain, apalagi dengan nasib wong cilik yang selalu menjadi ikon partai yang bunda pimpin dan bunda dirikan sekarang ini menjadi korban pembangunan.
Bunda, apakah memang pembangunan harus mengorbankan wong cilik??? Lihat bunda yang terjadi di Jakarta saat ini, Jakarta sebagai barometer untuk wilayah-wilayah lain. Saat ini sangat miris bunda, sejak dipimpin oleh Gubernur sekarang, yang biasa dipanggil Ahok. Ahok banyak melakukan penggusuran dan penggusuran selalu mengatasnamakan pembangunan, sementara di belakangnya banyak pengembang yang akan menanti untuk membangun property yang tentunya bukan untuk rakyat kecil.
Bunda, dulu pasangan gubernur ini adalah hasil perjuangan bunda bersama partai-partai lain yang berkoalisi, banyak janji dan komitmen ketika partai bunda bersama cagub dan cawagub waktu itu yang sekarang banyak dilanggar, ini bukan tipe bunda saya yakin dan seyakin-yakinnya, kesuksesan bunda manjadikan mereka gubernur mereka nodai demi pengusaha pengembang di belakang mereka.
Bunda, kondisi Jakarta sudah tidak kondusif, kasus demi kasus mulai terbuka, dimulai kasus korupsi RSSW, reklamasi, dan kasus-kasus lainnya yang membuat Jakarta semakin gaduh, bising ditambah dengan semrawutnya gaya kepmimpinan Ahok.
Bunda, sudah banyak kelompok masyrakat, para ahli dan pakar, bahkan masyarakat yang menjadi korban mengadu kepada KPK, DPRD dan lembaga-lembaga lain, tapi saya heran bunda, mengapa begitu kuatnya Ahok, betapa perkasanya Ahok dan dia bahkan sangat angkuh menantang semua tokoh dan semua lembaga. Terakhir, Tuhan pun ditantangnya. Mengapa ini bisa terjadi bunda??? Dia tidak sadar bahwa dia itu “Gubernur Hibah”, pelimpahan dari Jokowi yang naik jabatan menjadi presiden. Dia tidak sadar bahwa masih ada anggota DPRD yang sewaktu-waktu bisa melakukan impeachment.
Bunda, mari kita tarik nafas yang panjang dan hembuskan untuk menghilangkan kegalauan yang kita lihat. Rakyat sudah bingung harus mengadu kemana, karena semua saluran yang ada di republik ini sudah terkebiri, sudah terpasung dan sudah mati suri. Kini harapan rakyat Jakarta hanya tinggal kepada Bunda Megawati Soekarnoputi, sebagai sebagai pemimpin partai terbesar, sebagai tokoh bangsa dan sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia agar rakyat Jakarat bisa keluar dari persoalan yang mendera selama beberapa tahun ini.
Bunda, kami rakyat Jakarta, sudah meminta kepada anggota DPRD agar menggunakan Hak Menyatakan pendapat untuk menyelesaikan masalah Ahok. Beberapa partai ternyata ketika kami datangi, semua menjawab menungg partai bunda, bahkan ketua Fraksi dari partai bunda mengatakan “akan mengawal gubernur Ahok sampai akhir jabatannya, sesuai instruksi dari bunda.”
Apakah memang seperti itu bunda? Melihat polemik dan stetement bunda mengenai Ahok saya yakin bunda tidak seperti itu, walaupun ada komitem partai bunda yang menyatakan akan mengawal sampai masa jabatan berakhir, dengan rasa hormat kami mohon dipertimbangkan bunda. Apakah rakyat Jakarta, khususnya masyarakat kecil harus terus menjadi korban kebiadaban Ahok? Apakah mereka harus menderita sampai akhir jabatan Ahok berakhir? Tentu bunda tidak akan sudi, komitmen bunda yang lebih tinggi adalah membela wong cilik karena merekalah maka partai bunda menjadi partai pemenang Pemilu 2014. Karenanya kami sangat berharap bunda menyelamatkan Jakarta dari keserakahan ahok dan hidden agenda Ahok untuk ibu kota negara yang kita cintai ini.
Bunda, selain kepada Tuhan YME kami minta pertolongan, mungkin bunda sebagai perantara doa-doa saudara-saudara kita yang tidur di atas puing-puing, di atas perahu, di pinggiran kali, keluh susah para nelayan dan seluruh rakyat Jakarta, untuk segara keluar dari problem kota Jakarta saat ini. Bukan itu saja bunda, tentu bunda juga tidak ingin terjadi konflik antara rakyat dengan rakyat, antara rakyat dengan aparat yang mengakibat kerugian jiwa, serta kerugian bangunan milik negara yang seharusnya dilindungi rakyat, mengingat kasus 20 Mei kemarin di depan gedung KPK pelajaran buat kami, juga pelajaran buat para aparat keamanan, bahwa kekerasan tidak menyelesaikan masalah. Ini yang saya takutkan bunda, emosi rakyat memuncak dan akan terus melakukan aksi disertai kekerasan, demi menjaga harga diri dan demi kehidupannya.
Sekali lagi bunda, kami sangat berharap agar partai bunda menjadi pelopor perjuangan di DPRD untuk mengambil sikap menggunakan HMP, karena rakyat Jakarta sudah mencapai klimaks untuk segera keluar dari masalah ini. Biar kami semua rakyat Jakarta fokus membangun ekonomi keluarga dan membantu pemerintah yang pro wong cilik, bukan pemerintahan Ahok yang anti wong cilik.
Besar harapan kami semua kepada Bunda Megawati Soekarnoputri, semoga bunda selalu dalam lindungan ALLAH SWT, dan tetap konsisten memihak kepada wong cilik.
Semoga surat ini sampai kepada bunda, walaupun saya buat melalui media sosial, tapi tidak mengurangi hormat saya kepada bunda.
Salam hormat saya kepada keluarga bunda.
Terima kasih bunda
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Dari anak bunda:
Jamran, Koordinator Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU).