Anda nampaknya bahagia jika masyarakat Indonesia tertular oleh virus keji ini dan ramai-ramai ikut mencerca pula.
Saya memahaminya sebagai rasa DENGKI, di mana rasa bahagia itu tumbuh saat menyakiti hati Pak PS, dan rasa duka menerpa Anda jika Pak PS mendapat kebahagiaan dan pembelaan dari rakyat yang mendukungnya.
Apa yang salah dari ucapan Pak PS? Sebagai politisi yang mencalonkan diri dalam sebuah kontestasi pemilihan presiden, tentu sangat wajar bila Pak PS terkesan oleh sikap Ibu Ani yang memilih dirinya, karena itu berarti sebuah KEPERCAYAAN.
Pak PS tak butuh harta dan jabatan, karena dalam perjalanan hidupnya, jabatan apalagi harta sudah sering dimilikinya. Tahun 2014, pasangan Pak PS adalah besan Ibu Ani, sangat wajar jika Ibu Ani mendukung besannya sebagai cawapres. Tahun 2019, partai demokrat mendukung 02, kembali wajar jika Ibu Ani menjatuhkan pilihannya kepada Pak PS.
Kepercayaan, atau AMANAH itulah pemberian yang paling bernilai pada kondisi apa pun apalagi dalam situasi carut marut seperti ini.
Kepercayaan lebih tinggi dari segala HARGA.
Anda berlatar sedang berduka merasa itu tak elok? Dan mengatakan bahwa pilihan Ibu Ani tak ingin dikaitkan dengan politik? Wahai kiranya pikiran apa yang berkecamuk dalam benak Anda?
Pilihan politik tetap akan dikenang, kematian tak menghapus kenangan tersebut. Sering apresiasi masyarakat terhadap seseorang, meskipun orang tersebut telah tiada, adalah keputusan politiknya.
Anda tetiba alergi dengan masalah politik, padahal hampir semua percakapan Anda, sepenuh waktu Anda dan segenap keluarga Anda melangkah di jalur politik.
Anda sedang berduka, semua orang memahami itu, dan masyakatpun sudah memberi penghormatan tinggi untuk rasa duka itu.