Saudara Permadi, saya tak ingin mengomentari penganut Syi’ah yang sedang gagap gempita merenungi kegagapannya dan selalu merasa sepi hidupnya tanpa tim hore yang memujinya. saya juga tak ingin mengomentari orang tua yang gagal faham memahami terminologi ‘Khilafah’ dalam teori perspektif dan aplikatif. demikian pula saya tak punya waktu menanggapi pembela LGBT yang belum ‘cukup umur’ untuk menjadi pembicara di ILC. tapi saya hanya ingin menyampaikan ribuan terimakasih kepada TV One dan Pak Karni Ilyas yang telah memberikan panggung bagi anda untuk mempertontonkan kualitas anda yang jauh dibawah rata-rata. Acara ILC di TV One tadi malam, cukup membuktikan bagi masyarakat kita mana emas dan mana tembaga; mana madu dan mana empedu. Kalaulah setelah acara dialog di Indonesia Lawyer Club (ILC) ini masih ada yang meng-idolakan anda, maka saya bisa pastikan bahwa orang tersebut kebanyakan makan ‘kecebong rebus’.
Intinya, Sudara Permadi…, saya malu untuk mengakui anda sebagai saudara muslim. apalagi anda dan orang-orang seperti anda di indikasi membawa ancaman dan bahaya besar terhadap persatuan dan kesatuan NKRI. Disamping cacat ideologi dan krisis budi pekerti, anda bermodalkan dusta dan numpang tenar sehingga melahirkan rasa pongah. hadits tidak hafal, baca Al-Qur’an belepotan. namun begitu pongahnya mengaku putra bangsa yang berketuhanan. sebagai muslim yang sudah islam sejak lahir, saya bangga punya saudara mu’allaf yang sudah 15 kali ke museum topkap istanbul Turki, hingga pada malam tadi di ILC ia mampu mendiskripsikan Hadits Rasulullah dari Ibnu Abbas diluar kepalanya:
كَانَتْ رَايَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوْدَاءَ، وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضَ
“Rayah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berwarna hitam dan Liwa’ beliau berwarna putih.”
(HR. Riwayat Imam Tirmidzi)
Demikian surat terbuka yang saya buat dengan penuh kesadaran. dan yang terakhir, bagi anda yang masih menjadi followers dan pengikut setia Permadi Arya; maka saya meragukan kesehatan jiwa anda.
As-alullah Al-‘Aafiyah Wa Salaamah.
*Indonesia, Rabu 6* *Desember 2017*
*Maaher At-Thuwailibi.*