Demi Allah saya tidak mengada-ngada. rencana ini real adanya. hanya saja, rencana itu seakan tak urung saya wujudkan karena melihat satu cuplikan video dimana anda membaca Al-Qur’an ternyata belepotan. saya pun kaget membisu, menyaksikan seorang ‘USTAD BESAR’ yang memiliki ratusan ribu pengikut dan followers ternyata tak bisa baca Al-Qur’an. dalam hati saya berkata, apa mungkin orang semacam ini bisa baca kitab kuning, bisa berbahasa arab, hafal al-qur’an dan hadits apalagi faham ushul fiqih; lha wong membaca Al-Qur’an saja tidak bisa. lalu bagaimana dengan pengikut dan murid-muridnya. Disitu saya tertekun malu. Serasa saya mempermalukan diri sendiri jika benar-benar harus menantang DISKUSI seorang “Ustad” medsos yang baca Qur’an saja tak bisa.
Lalu, tadi malam saya melihat penampilan anda untuk pertama kalinya di ILC TV One sebagai pembicara, duduk bersama para tokoh agama, pejabat pemerintah, semeja dengan Denny Siregar si penganut agama Syi’ah. saya amati dan saya perhatikan pemaparan anda; mulai dari sudut pandang anda terhadap reuni 212, perspektif politik dan pancasila, sampai kebohongan publik tentang bendera Rasulullah (Ar-Raayah). lagi-lagi saya terkejut batin; ternyata kemampuan anda di alam nyata dengan berbagai kelincahan anda di alam maya sangatlah jauh berbeda.
Tak hanya pada sisi retorika, tapi daya intelektual anda sama sekali tidak mewakili sebuah ormas besar yang menjadi icon di tengah bangsa indonesia. dalam hati lagi saya berkata, ada apa gerangan ormas besar itu masih mempertahankan atau memelihara seseorang yang mengalami keterbelakangan intelektual dan “cacat mental”. saya langsung teringat dengan para pendekar *TALAFI* di dunia maya, kesamaan karakter begitu melekat pada kalian berdua. walau anda terbilang jantan dan berani berhadapan langsung dengan lawan bicara meskipun tampak panik bagaikan tikus got yang ‘kelelep’ ditengah samudera.