Surat Terbuka Seorang Da’i kepada JK: “Puang, Masih Ada Waktu!”

jokowi jkEramuslim.com – Seorang da’i bernama Achmad Buchory-Muslim Muhammad mengunggah sebuah surat terbuka untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla di laman Facebook-nya. Surat yang menggugah tersebut kini mulai bersiliweran di media sosial sejak diunggah pada Jumat (27/10), lalu.

Dalam suratnya, Achmad Buchory ingin meminta kesediaan JK berbisik pada Presiden Jokowi terkait situasi umat Islam saat ini yang merasa agamanya telah dinista Gubenur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama. Berikut surat terbuka Achmad Buchory:

#SURAT TERBUKA


بسم الله الرحمن الرحيم

Kepada Yang Ananda hormati,
Ayahanda DR H Muhammad Jusuf Kalla
Wakil Presiden Republik Indonesia
di

Jakarta

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga Allah جل جلاله Senantiasa merahmati Bapak sekeluarga khususnya dan semua keluarga Besar Istana Wakil Presiden Republik Indonesia agar dapat melaksanakan tugas sehari-hari khususnya tugas Mulia dan Utama kita menjadi Hamba sekaligus KhalifahNya di muka bumi yang sementara ini.

Sebelumnya, ananda Ucapkan : #Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016, #SEMOGA SPIRIT SUMPAH PEMUDA MENJADI SPIRIT KITA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

#Tabe Puang,

Rasanya sudah agak lama tidak ketemu dengan Bapak, dan rasanya saya hampir lupa kalau Bapak masih Wakil Presiden Republik Indonesia (Sekali lagi tabe) karena nyaris tanpa berita apalagi memang ananda jarang nonton televisi. Terakhir ketemu Bapak beberapa bulan yang lalu, ketika ananda menjadi Khatib dan Imam di Masjid-ta Baiturrahman Istana Wakil Presiden.

Hal ini bukan mengada-ngada, karena semua Rakyat tahu Bapak tidak ada ketika pelantikan Mentri Baru Pak Jonan dan Pak Archandra dimana saat itu kami sedang aksi besar Ummat Islam dari Masjid Istiqlal – Kantor Kabarseskrim – Balaikota tiga Jum’at yang lalu dalam rangka menuntut pengadilan atas penista Al Qur’an, Kitab Suci kita.

#Tabe Puang,

Alhamdulillah ananda cukup terhibur, ketika baca berita beberapa hari terakhir dimana mulai ada suarata terkait penistaan yang menghebohkan Ummat Islam, bukan hanya Indonesia tetapi seluruh Dunia. Bahkan yang non Muslimpun turut mengutuk atas perbuatan zhalim tersebut. Sungguh ananda senang, sama senangnya ketika kami para Da’i dengan sukarela menjadi Jurkam Bapak dan Pak Wiranto (tabe : sekarang saya tidak dengar suaranya terkait peristiwa ini, dan ananda juga ga ingat kalau beliau ternyata Menko Polhukam) ketika menjadi Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI tahun 2009 yang lalu.

Senangnya kami membaca berita itu akan bertambah, jika sebagai Orang Tua dan dituakan di Negri Mayoritas Ummat Islam ini apatahlagi “Kita” juga sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia, bukan hanya menasihati dan mengingatkan BTP Gubernur “Durian runtuh” DKI (tabe, tak enak menyebut nama akrabnya karena tidak bagus artinya di kampung ananda, juga dalam bahasa Inggris), tapi perlu ki bicara sama Pak Jokowi, Presiden kita (#tabe Puang, tidak bermaksud mengajari) untuk memperhatikan gelombang aksi protes yang sangat dahsyat, hampir seluruh Negri tercinta ini, walau di televisi nyaris tak ada beritanya.

#Tabe Puang,

Aksi dan gelombang masa dalam protes Akbar ini sudah tak terbendung, apatahlagi aksi Kamis kemarin di Bogor sudah sampai “mengepung Istana” di mana Presiden kita tinggal. Belum lagi hari ini, besok dan lusa di berbagai Daerah dan puncaknya tanggal 04 Nopember, Jum’at pekan depan. Ini sangat mengkhawatirkan. Amat sangat mengkhawatirkan.

Kekhawatiran ini tidak seberapa, walau sampai terjadi “hal yang tak diinginkan” di aksi Akbar Berjuta Ummat dalam rangka bela Islam pekan depan, tetapi sebagai mana surat terbuka ananda pada Ibu Hj Megawati CS beberapa waktu lalu, ananda lebih khawatir dan takut atas datangnya adzab yang tak terduga karena kita diam atas penistaan Kalaamullah ini.

Mungkin “Kita” pernah baca atau dengar sejarah Islam, di mana anjing saja marah bahkan sampai menerjang penghina Rasulullah صلي الله عليه وسلم ketika itu, apalagi ini penghinaan terhadap Al Qur’anul Kariim, Kitab suci Firman Allah العزيز.

#Tabe Puang,

Ananda baca, Bapak tersinggung dan marah tentang ucapan BTP Gubernur Durian runtuh DKI tentang Pancasila kaitannya dengan kepemimpinan di Negri Mayoritas Muslim terbesar di dunia ini, apatahlagi terkait dengan penistaan KitabNya Dzat Penguasa alam jagat raya ini.

#Puang, masih ada waktu! sekali lagi ananda tidak takut imbas dan apapun yang terjadi terkait dengan aksi 04 Nopember, tetapi ananda takut Allah Al Jabbar yang akan marah, dan itu yang sangat mengerikan والعياذ بالله. Bisikin Pak Jokowi Puang, ini Bahaya, sangat Bahaya, sebagaimana kata Prof Yusril, lebih genting dari suasana 98, jangan sampai karena membela satu orang BTP, membuat Indonesia harus berantakan.

Terakhir, maafkan ananda Puang, ananda nulis ini karena sayang dengan Puang, karena kata orang ini juga bahagian dari kekhawatiran Puang ketika Pak Jokowi mau dicalonkan. Jadi, Bisikin cepat Puang, ingatin cepat Puang, terlalu mahal rasanya Indonesia harus digadaikan demi seorang Penista, Jabatan Bapak berdua goyah “hanya” karena ulah satu orang yang tak mampu menjaga mulutnya.

Ananda Do’akan semoga Bapak berdua dapat memimpin samapai akhir jabatan dengan aman.

Selamat menjalankan Sunnah-sunnah Jum’at hari ini, agar Jum’at kita menjadi Jum’at berkah.

والله اعلم وبارك الله فيكم
وصلي الله علي نبينا محمد وعلي اله وصحبه

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Bumi Allah Indonesia,
Jum’at Berkah, 27 Muharram 1438 H
28 Oktober 2016 M