Mungkin yang Gustika sayang tahu, anak Datuk kita cuma tiga. Ibumu dan dua tantemu. Ada sejarah yang hilang yang Gustika mungkin perlu selusuri lagi. Bahwa, jauh sebelum menikah dengan Ibunya Ibumu. Bung Hatta sudah terlebih dahulu mengikat janji setia dengan perempuan lain. Dialah Nenekku. Ibu pertiwi namanya.
Setelah Ibu pertiwi ini merdeka, barulah datukmu yang juga datukku itu menikah dengan Eyang Rahmi di Megamendung. Jadi Eyang Rahmi adalah perempuan kedua dalam hidup Datuk kita.
Bahkan pernikahan dengan Eyang Rahmi didahului “Sumpah Hatta”, sebuah ikrar bahwa tak akan menikah sebelum Ibu Pertiwi merdeka. Sumpah itu dilaksanakannya. Datuk menikahi nenekmu, cinta keduanya.
Sementara Nenekku, adalah cinta pertamanya. Tapi tidak mengapa. Itu memang takdir yang harus kita jalani. Jodoh. Rejeki. Maut ada di tangan Tuhan.
Saking banyaknya anak Datuk dari Ibu pertiwi ini, kita sampai sampai tak bisa lagi kenal satu sama lain. Semoga kita bisa ketemu suatu saat dan salong berbincang. Membagi kenangan kita masing-masing tentang Datuk yang kita cintai. Apa saja cerita ibumu tentang Datuk dan apa pula cerita Ibuku tentang Datuk.
***
Gustika Sayang, baiklah, aku perkenalkan diriku. Supaya engkau bisa menyayangiku. Tak kenal maka tak sayang dan tak sayang maka tak cinta, kata orang di kampung kita.