Eramuslim.com – Masalah Masjid Al Hikmah (New York) sudah berjalan sangat lama, sudah 7 tahun, pertikaian antar pengurus Masjid ini, dan sudah sampai di Pengadilan US. Asal usulnya awalnya soal dana Masjid yang dipakai pengurus untuk keperluan pribadi.
Masalah saya sebagai Imam adalah masalah Ibadah di dalam Masjid. Persoalan besarnya adalah arah kiblat. Awal Masjid itu didirikan, penentuan arah kiblatnya tidak didasarkan pada landasan Syar’i dan scientific. Tapi mengikuti arah jalan yang pas di sampingnya. Arah kiblat sholat sebelumnya bukan ke arah Masjidil Haram sebagaimana yang perintah Allah di dalam 3 ayat surat al Baqarah. Begitulah arahnya di Masjid ini sejak didirikan sekitar 20 tahun yang dibuat mengarah ke arah Zimbabwe di Afrika.
Jamaah yang menegur pengurus tak bisa dihitung lagi jumlahnya. Meminta supaya dibetulkan karena ini masalah prinsip sah atau tidaknya solat. Kita hidup di Amerika negara yang termaju dalam teknologi, kok bisa salah menetapkan kiblat. Ternyata semua Masjid di New York sudah merubah arah kiblat masing masing ke arah yang benar, karena semua sadar akan kewajiban itu, hanya tinggal masjid Indonesia al Hikmah yang keras kepala.
Semua mazhab fiqh Menyebutkan itu, apalagi mazhab Imam Syafii yang menyebutkan wujub taharry alQiblah, bahkan orang sudah terlanjur solat dengan arah yang salah, wajib mengulangi solatnya selama waktu masih ada.
Sejak saya, (Prof DR Daud Rashid MA), jadi Imam resmi alHikmah, juni 2016, hampir tiap hari menerima pengaduan jamaah yang umumnya non Indonesia untuk membetulkan arah yang menyimpang itu sampai hampir 45 derajat. Mereka mengatakan, sudah banyak Muslim di sini yang tidak mau datang berjamaah ke masjid Anda ini karena arah kiblatnya tak betul. Setiap orang yang memiliki HP bisa mencheck arah kiblat itu.
Pak Akhyar, putra alm. Ustaz Nukman Sulaiman, tokoh al Washliyah, bilang, beliau tidak ke masjid itu sejak 15 tahun lalu gara gara arah kiblat yang tak betul. Jamaah lain mengatakan, kesalahan kiblat ini akan ditanggung oleh Imam di yaumul Qiyamah. Kami sudah sampaikan kepada Anda.
Akhirnya saya istikhoroh kepada Allah dan ambil kebijakan menghadap solat ke arah Ka’bah. (kebijakan) Ini menimbulkan kemarahan Shamsi Ali dan kelompoknya. Karena mereka menganggap ini warisan orang orang sebelumnya. Walaupun mereka kalau solat di rumahnya, pasti melihat kompas dr HP nya. Alhamdulillah Sudah empat bulan, solat rowatib dan solat jumat berjalan dengan arah kiblat yang benar. Mulailah jamaah berdatangan ke masjid berjamaah yang tadinya tidak mau menginjak kakinya di alhikmah. Semua mereka berterima kasih kepada Imam. Inilah yang kami minta belasan tahun lamanya kata mereka.
Namun kelompok SA (Shamsi Ali) ini, setiap kali datang solat, tetap saja menghadap ke arah yang salah itu, biasanya mereka datang hanya Sabtu dan Ahad. Berjalanlah jumatan sejak desember dengan arah kiblat menghadap kabah.
Namun tanggal 12 Mei lalu, tiba tiba pengikut SA ini sudah merancang akan mengambil alih pelaksanaan jumat dari tangan Imam Masjid secara paksa tanpa ada permisi. Khatib yang sudah dijadwalkan oleh Imam pun sudah datang. Polisi telah dipanggil mereka. Saya katakan bahwa saya adalah Imam resmi di Masjid ini. Memimpin solat lima waktu dalam sepekan berdasarkan surat putusan Pengadilan. Polisi tak bisa bilang apa apa. Lalu mereka arahkan kembali (kiblat) ke arah yang lama. Jamaah jumat spontan marah besar, Terjadilah pertengkaran dan keributan di dalam Masjid. Kok Kiblat seperti main-main, sehari ke sana, sehari kemari. Jamaah yang tak setuju tidak mau ikut jumatan tetapi mereka tetap bersabar dan tidak mengganggu kelompok SA melaksanakan jumat. Khatibnya langsung Shamsi Ali.
Setelah mereka selesai, jamaah berikutnya melaksanakan jumat dengan Khatib yang sudah dijadwal resmi. Setelah itu jamaah bubar. Lalu tgl 19, mereka juga mau mengulangi perbuatannya yang tidak sah itu, memaksakan kehendaknya kepada jamaah yang sudah berbulan-bulan jumat dengan tekun. Mereka rupanya sudah siapkan polisi sebelum solat jumat. Saya sebagai Imam yang bertanggung jawab di hadapan Allah, mengarahkan jamaah yang mulai datang supaya menghadap ke arah kiblat yang benar yang sudah berjalan 5 bulan. Semua jamaah mengikut. Ketika masuk waktu zuhur, saya minta muazin untuk azan. Setelah itu saya naik berkhutbah. Suasana langsung berubah. Pengikut SA mengambil microphone mengumumkan untuk menolak saya yang sudah mulai berkhotbah. Datanglah SA dr arah belakang, memprovokasi jamaah untuk berdiri dan untuk menghentikan khutbah saya.
Bersamaan, dia panggil polisi yang sudah menunggu di luar, untuk masuk ke dalam dengan bersepatu untuk menghentikan khutbah saya. Spontan melihat itu jamaah bangkit dan memprotes kehadiran polisi masuk masjid bersepatu.
Suasana pun jadi rusuh dan ribut. Bertengkarlah antara pengikut SA dengan jamaah yang sudah tekun mengikuti khutbah. Saya tetap terus melanjutkan khutbah saya hingga selesai.
Begitulah penjelasannya. Kemelut al Hikmah sdh berjalan 7 tahun di pengadilan dan belum kunjung usai. Ramadan sudah di pelupuk mata. Mereka tidak mau merelakan diubahnya kembali kiblat solat yang sudah menghadap ke arah yang betul dan syar’i.
SA (Shamsi Ali) menebar fitnah bermacam-macam tentang saya melalui medsos. Wallohul Musta’an.
Ustadz Prof DR Daud Rashid, MA
Imam Masjid Al Hikmah NewYork, USA
Catatan: redaksi sedang berupaya menghubungi Shamsi Ali untuk juga memberikan penjelasannya, terimakasih.
Ini videonya :
Dan…