eramuslim.com – Tanggal 10 November adalah Hari Pahlawan, sebuah hari untuk mengenang bahwa si lemah tak harus menyerah kalah pada si kuat. Bulan Oktober hingga November 69 tahun yang lalu, pejuang Surabaya habis-habisan bertempur melawan brigade Inggris yang bersenjata lengkap dan baru saja mengalahkan Jepang.
Inggris pun mengalami pukulan telak yang memalukan. Salah satu versi menyebutkan, komandan brigade Brigjen Mallaby tewas di mobilnya setelah digranat dua orang pemuda. Keduanya juga ikut tewas bersama Mallaby.
Tak hanya Mallaby, seorang jenderal Inggris lain juga tewas akibat pesawatnya jatuh. Brigjen Robert Guy Loder-Symonds terluka parah dan meninggal keesokan harinya. Sebelumnya pesawat itu ditembaki oleh para mujahid Surabaya dengan tembakan kanon antipesawat peninggalan Jepang. Kehilangan dua jenderal dalam sebuah palagan adalah musibah besar yang belum pernah dialami Inggris, sang pemenang Perang Dunia II.
Sejarah mencatat, meski banyak dilupakan, bahwa semangat tempur para mujahid Surabaya dibakar oleh Bung Tomo. Seorang Muslim yang membangkitkan semangat jihad dengan kalimat “rawe-rawe rantas, malang-malang putung.” Seorang orator jagoan yang tak lepas dari seruan takbir saat mengobarkan semangat melawan Inggris. Sebuah bukti bahwa jihad melawan penjajah kafir adalah tradisi Muslim di negeri ini.
Sempat terjadi jeda dalam pertempuran Surabaya pasca Mallaby terbunuh. Panglima pasukan Inggris di Jakarta, Jendral Philip Christinson meminta Presiden Soekarno menekan para pejuang Surabaya agar menahan serangan. Hal itu agar brigade yang dipimpin Mallaby terlepas dari kepungan dan bisa mundur dari Surabaya. Jeda ini kemudian dimanfaatkan Inggris untuk mengkonsolidasikan kekuatan dan menambah dua brigade lagi dari luar Surabaya.