Sesaat setelah kejadian, saya dan istri dibawa ke Rumah Sakit Advent untuk mengobati luka tusuk sekaligus melihat kondisi anak saya yang masih terkulai lemas akibat luka tusukan di perut yang cukup serius dengan kedalaman 3 cm dan panjang 7 cm.
Tiga hari setelah kejadian, oleh pihak Rumah Sakit, anak saya sudah diperbolehkan pulang ke rumah untuk selanjutnya dapat melaksanakan rawat jalan. Banyak awak media baik cetak maupun media elektronik yang datang ke rumah saya untuk meminta keterangan yang saat itu menjadi topik pembicaraan dan berita utama di kota Bandung.
Secara kebetulan, saat itu juga Bapak Sertu Ruslan Buton sedang datang bersilaturahmi dan sempat saya perkenalkan kepada salah satu wartawan STV, sekarang Kompas TV bahwa beliau inilah yang menyelamatkan kami sekeluarga dari upaya perampokan dan penyanderaan yang dilakukan “X”.
Sontak, wartawan tersebut berniat untuk mewawancarai Bapak Sertu Ruslan Buton untuk ditayangkan dalam salah satu program berita kriminal di STV, yaitu Catatan Kriminal (Cakram) yang tayang dalam durasi selama 30 menit. Dan atas izin pimpinan Secapa saat itu, Sertu Ruslan Buton diwawancara oleh pihak STV bertempat di dalam asrama Secapaad Bandung.
Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, kepada seluruh warga yang saat itu datang memberikan pertolongan, kepada bapak Rahmat (Ketua RW), dan terutama kepada Bapak Sertu Ruslan Buton yang dengan keberaniannya telah menyelamatkan kami dari ancaman bahaya.
Tulisan ini saya buat sebagai bentuk kepedulian dan reaksi saya atas pemberitaan yang sempat viral di medsos beberapa waktu yang lalu bahwa Bapak Ruslan Buton yang dulu saat berpangkat Sertu sangat berjasa menolong dan menyelamatkan keluarga kami dari upaya perampokan dan penyanderaan, dan kini beliau berpangkat Kapten saat sedang melaksanakan tugas negara tersandung masalah hukum dengan putusan memberhentikannya dari dinas militer.
Saya atas nama keluarga turut prihatin atas pemberitaan tersebut kami yakin dan percaya, apa yang Bapak Ruslan Buton lakukan semata-mata demi untuk membela warga masyarakat di tempat beliau bertugas. Bagi saya, Bapak Kapten Inf Ruslan Buton adalah Pahlawan. Oleh karenanya saya berharap agar pimpinan TNI mempertimbangkan kembali putusan pengadilan dengan memberikan hukuman yang yang lebih ringan kepada beliau tanpa harus memberhentikannya dari dinas militer.
Demikian kisah ini saya rekam sebagai dokumentasi pribadi dan keluarga, bahkan saya telah menulisnya dalam bahasa Inggris untuk komsumsi teman-teman saya. Wassalam. (end)
(Penulis: Ir. H. Soetrisno T.Sudrjo, warga Hegarmanah Bandung yang diselamatkan Ruslan Buton saat menjadi korban upaya perampokan dan penyanderaan)