Sabtu (19/1), sebanyak 40 pelajar mualaf Mentawai, berkumpul dan berdo’a bersama mensyukuri kehadiran Rumah Qur’an di tengah mereka. Rumah Qur’an yang dibangun Program Pembibitan Penghafal Al Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an itu terletak di Dusun Teiteisinabak, Desa Mailepet, Kec Siberut Selatan, Kab Kepulauan Mentawai.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al Wahidin Muara Siberut Sulaiman, sesepuh masyarakat H Syahrudin, dan sejumlah da’i yang bertugas di Mentawai seperti Ustadz Awwal Dzul Islah serta M Hanafi.
Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an Tarmizi menjelaskan, Rumah Qur’an Mentawai adalah asrama sederhana untuk menampung para pelajar mualaf dengan sistem semi-pesantren.
Para pelajar itu berasal dari desa-desa hulu Pulau Siberut seperti Salappa, Rokdog, Madobag, Saliguma, Sarausau, dan Matotonan. Mereka bersekolah di SMP atau SMA Negeri Muara Siberut, ibukota Kecamatan Siberut Selatan.
Untuk tahap awal, diseleksi 12 pelajar putra yang akan menempati Rumah Qur’an Mentawai. Di sini mereka bakal dibina Ustadz M Hanafi, da’i asal Sumatera Utara.
‘’Mengingat anak-anak ini masih sangat awam keberagamaannya, maka target Rumah Qur’an sederhana saja, yaitu agar para pelajar memiliki kesadaran untuk shalat lima waktu dan bisa membaca Al Qur’an,’’ ungkap Hanafi.
Ketua DKM Al Wahidin menyambut gembira kehadiran Rumah Qur’an Mentawai. Sebab, daya tampung asrama pelajar mualaf di Muara Siberut sangat tidak mencukupi.
Sulaiman menuturkan, di Muara Siberut terdapat 115 pelajar mualaf yang berasal dari 10 desa hulu (suku asli). Separuh dari pelajar yang semuanya dari keluarga dhuafa itu, ditampung di Mess Da’i Dewan Da’wah (23 putri), asrama MIN (17 putra), dan Rumah Da’i Atase Saudi (10 putra). Sebagian lainnya ditampung di rumah penduduk, dan ada pula yang masih tinggal di asrama Pasturan Muara Siberut.
Kolombus, tukang kayu yang mengerjakan pembangunan Rumah Qur’an Mentawai, berharap agar anaknya lolos seleksi masuk ke asrama ini. ‘’Joko anak saya bersedia memeluk Islam, dan ingin masuk Rumah Qur’an Mentawai,’’ kata warga Desa Salappa yang menganut Islam sejak 2006.
Menurut Kolombus, nama anaknya yang kini duduk di kelas 2 SMAN Muara Siberut itu, diberikan ketika lagu pop-dangdut ‘’Mas Joko Tak Uuk’’ sedang populer.
Daniel, rekan Kolombus, juga berharap agar anak-anaknya yang masih SD, kelak dapat ditampung di Rumah Qur’an Mentawai. ‘’Biarpun saya begini-begini, saya ingin anak-anak saya jadi anak muslim yang baik,’’ kata lelaki asal Dusun Gulukguluk, Gotap, yang mengaku beragama Nasrani.
Tarmizi mengajak kaum muslimin untuk bersedekah bagi pelajar mualaf Mentawai. Sedekah dapat berupa kebutuhan konsumsi, peralatan sekolah, atau perlengkapan Rumah Qur’an seperti almari baju dan kasur lipat serta peralatan dapur.
‘’Yang mau membangun Rumah Qur’an Mentawai lagi juga silakan,’’ kata Tarmizi. (nurbowo)