Oleh : Hersubeno Arief
Reuni Alumni 212, kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian, urusannya tak jauh-jauh dari politik 2018, dan 2019. Yang dimaksud Tito pasti pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada tahun 2018, dan pemilihan presiden 2019.
Tito tidak salah, dan alumni 212, jika benar punya tujuan politik, juga tidak salah. Dalam negara demokrasi, mengusung agenda politik, selama masih dalam koridor hukum, undang-undang, dan peraturan yang berlaku, boleh-boleh saja.
Kebebasan mengekspresikan pikiran dan perasaan, adalah salah satu fitur utama di negara demokrasi. Bila hal itu dibatasi, dilarang, bahkan dikriminalisasi, namanya bukan demokrasi, tapi tirani.
Polisi, politisi, bahkan presiden tidak perlu baperan, apalagi sampai membuat penilaian terhadap mereka yang berkumpul di Monas sebagai kelompok intoleran, apalagi anti NKRI.
Kalau mau bersaing, lakukan secara fair. Tidak perlu membuat stigma buruk terhadap kelompok lain. Itu namanya black campaign. Sebuah perilaku buruk yang membuat politik menjadi brutal, menghalalkan segala cara.
Kalau mau sedikit berkelas, dan elegan, cukup lakukan negative campaign.