Dua tuntutan mereka.
Pertama, bebaskan Habib Rizieq Shihab (HRS).
Kedua, usut tuntas kasus penembakan enam anak muda pengawal HRS.
Bahkan di antara massa yang datang ke sejumlah Polsek dan Polres minta ikut ditahan.
Tidak puas juga datangi Polsek dan Polres, beredar info bahwa pada Jumat siang besok (18/12), akan datang gelombang massa ke Istana.
Tuntutannya tetap sama: bebaskan HRS dan usut tuntas kasus penembakan enam anak muda yang mengawal HRS.
Bukannya HRS meminta tidak ada kerumunan, kenapa tetap mau datangi Istana?
“HRS memang harus bicara begitu. Tapi, pembelaan dan penuntasan kasus KM 50 harus diperjuangkan,” jawab mereka.
Ketika HRS mengangkat kedua tangannya yang diborgol di depan media, banyak di antara para pengikut dan pendukungnya memahami bahwa itu isyarat yang tegas untuk terus berjuang. Berjuang menegakkan keadilan untuk enam pengikutnya yang ditembak mati.
Mereka mengingat kata-kata HRS sebelum datang ke Polda Metro Jaya: “Kalau saya dipenjara atau dibunuh, perjuangan harus tetap dilanjutkan”.
Perjuangan seperti apa yang dimaksud HRS, para pengikut dan pendukungnya mungkin sudah memahami arti dan arahnya.
Lalu, berapa besar massa yang akan hadir untuk menuntut keadilan di depan Istana Jumat besok? Mungkinkah jumlahnya mencapai jutaan sebagaimana yang diprediksi Hendro Priyono, mantan Kepala BIN itu?
Apakah Jumat besok akan menjadi puncak berkumpulnya massa yang sangat besar, atau menjadi awal untuk demonstrasi-demonstrasi berikutnya yang lebih besar?