Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat teriring salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebelumnya saya mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Namun, sungguh saya berharap ini akan menjadi perhatian dari teman-teman yang berada di redaksi eramuslim, tentang ketidak-nyamanan saya (yang bisa sangat mungkin mewakili yang lain) tentang beberapa ‘gaya’ eramuslim dalam memberitakan hal-hal yang berkaitan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Kenapa tentang PKS saja padahal bukan hanya PKS isi berita yang berada di eramuslim? Karena, saya adalah seorang muslimah dari sekian banyak muslimah dan muslim yang hingga saat ini masih merasakan kebaikan hidup berjamaah dalam beramar ma’ruf dengan PKS dan melihat begitu banyak kebaikan dalam tubuh PKS yang setiap kapan saja (dibutuhkan) menebar di bumi pertiwi melalui jutaan tangan-tangan kadernya. Dan tentu saja dalam hal ini saya menempatkan diri sebagai pembaca berita PKS.
Sudah saya singgung di awal tulisan, tentang ketidak-nyamanan saya dengan beberapa ‘gaya’ teman-teman redaksi dalam menyampaikan berita (ataupun barangkali analisa) untuk PKS. Sebagai contoh adalah berita beberapa waktu yang lalu, yang judulnya cukup membuat saya tercenung setelah saya selesai membaca isi beritanya “PKS Berubah Menjadi Partai Pengejar Jabatan Publik” Maaf, bukankah kalau dilihat dari isi beritanya, bisa dikatakan judul itu mengandung unsur provokatif? Karena seolah ingin menggiring opini publik dengan judul pemvonisan yang “menarik” ini, sementara judul tidak berbanding lurus dengan isi berita.
Mari kita cek bersama tidak “berbanding lurusnya” judul berita dengan isi berita di link eramuslim sendiri https://www.eramuslim.com/berita/nasional/pks-berubah-menjadi-partai-pengejar-jabatan-publik.htm Kalau kita lihat isi berita, justru dominisasinya tentang langkah-langkah (kalau tidak mau dikatakan harapan) ke depan untuk PKS.
Belum selesai ketercenungan saya, eramuslim sudah menerbitkan berita baru tentang PKS dengan judul yang seolah mengokohkan judul-judul berita sebelumnya ( Arief Munandar : “PKS Bingung dengan identitasnya Sendiri” — https://www.eramuslim.com/berita/bincang/arif-munandar-otokritik-terhadap-pks.htm ), yang akhirnya saya berpikir untuk membuat surat ‘cinta’ ini ke teman-teman redaksi. Sebab, jika diam menjadi pembiaran, semoga dengan menulis menghentikan, syukur-syukur menggerakkan dan mengubah.
Jika di contoh berita pertama yang saya soroti adalah ketidak-mecingan antara judul berita dan isi berita, maka di contoh berita kedua tentang “kekuatan opini judul yang ingin dibangun” serta karakter judul yang lebih pada kearah destruktif dari pada konstruktif.
Belum lagi di kolom analisa dan editorial yang sering didapati bertaburan kata-kata bermakna spekulasi, memotensialkan tertanamnya benih fitnah pada lahan subur yang (sangat mungkin) dengan cepat tumbuh dihati para pembaca eramuslim, sebagai (yang katanya menjadi?) media Islam online dengan pembaca terbanyak saat ini ketimbang media-media online Islam lainnya di Indonesia.
Namun penyebutan kedua kolom itu sebatas selingan penting yang perlu saya sisipkan. Karena yang saya fokuskan disini bukan pada isi berita, tapi pada pemilihan judul. Sebab bila saya lebih fokus ke isi berita, dapat dipastikan akan menjadi perdebatan panjang, yang bagi saya saat ini hanya memubadzirkan waktu dan tenaga, serta mengganggu proses pembejaran saya dalam mentolelir hal-hal yang berbeda (tentu pada hal yang masih bisa ditolelir) dan bekerjasama pada hal-hal yang menyatukan dan atau disepakti.
Kembali pada pemberian judul, dengan rasa yang didasari oleh adanya sebuah niat baik menyampaikan, maka saya katakan, agar kiranya eramuslim bisa ‘bermain’ lebih elegan.
Mari kita bicarakan tentang (harapan ummat) pada media Islam. Yang tidak hanya diharapkan menjadi media penyeimbang tapi media dengan isi-isi berita yang berdampak konstruktif. Ya, berdampak konstruktif meski isi beritanya negatif. Dan hal ini terletak pada kepiawaian orang-orang berada di dalam redaksi media tersebut. Atau dengan bahasa langsung saya katakan, “Teman-teman yang ada di redaksi eramuslim, Andalah sutradara informasi”.
Mengkritisi, mengabarkan hal-hal yang memang layak dikabarkan dan aktivitas lazim lainnya dalam dunia media masa, bukanlah hal yang dilarang. Namun, sebagai media Islam yang diharapkan memberikan dampak konstruktif, menjadi sebuah keniscayaan memiliki formula berbeda, sehingga dengan berita dan analisa yang ada, menjadi berfungsi sebagai vitamin, anti bodi bahkan penguat, bukan malah penjangkit virus di tubuh ummat. Dan formula itu berbahan dasar ukhuwah, semangat untuk (berusaha) tidak menyakiti siapapun dan kelompok Islam manapun (yang kemudian menjadi pertimbangan pemilihan kata dan karakter berita —termasuk judul berita—meski beritanya pahit, tapi penyajiannya manis) dan tentu saja persatuan ummat, yang masih bisa dikorelasikan dengan sebab, berita ‘pahit’ namun penyajian ‘manis’.
Dan akhirnya, Eramuslim.com, sebagai salah satu media Islam online (terbesar di Indonesia?), yang diharapkan lewat peranannya menjadi media yang tidak hanya sebatas menginformasikan dan mengkritisi, tapi juga mengkonstruksi (pemikiran) ummat lebih dewasa dan lebih baik tanpa harus meninggalkan semangat persatuan semua kelompok Islam yang berada di tubuh Ummat ini, semoga termaknai menjadi harapan indah yang melesatkan optimisme ke jantung hati para aktivis dakwah. Jika kata “menyatukan ummat” saat ini kita rasakan sebatas slogan yang masih berada di ‘awang-awang’, setidaknya harapannya adalah, eramuslim bisa mendampingkan antar kelompok Islam yang ada agar tidak saling meledek, menghujat dan mencaci. Ya, meminimalisir (jika tidak bisa mencegah) agar tidak saling meledek, menghujat dan mencaci, sifat dan akhlaq yang tidak pernah kita dapati pada sebaik-sebaik qudwah, Muhammad SAW. Menyadarkan kembali sebuah pemahaman, jika saling mendukung tidak bisa dilakukan, setidaknya jangan saling menjegal.
Dan sepertinya, bukanlah harapan yang berlebihan jika disandarkan pada media Islam yang menisbatkan dirinya sebgai “Media Islam Rujukan” untuk mengakomodir juga berita-berita (beserta analisa-analisanya, mungkin) kelompok Islam (atau partai Islam) selain PKS dengan formula tadi. Minimal jika porsinya tidak sebanyak PKS, setidaknya ada jatah porsi mereka secara berkesinambungan.
Wallahu’alam bishawab.
Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
***
Rifatul Farida
[email protected]
/rf_ Jika diam menjadi pembiaran, semoga dengan menulis menghentikan, syukur-syukur menggerakkan dan merubah.
Wa’alaikumsalam warahamtullahi wabarakatuh
Jazakillah ukhtiy atas kritikan dan masukannya. Terkait dua artikel yang saudari katakan tersebut, judul artikel memang kami ambil dari pernyataan bapak Arief Munandar, kami memiliki rekaman wawancaranya, silahkan datang dan kami akan perdengarkan, atau silahkan konfirmasi langsung dengan bapak Arief Munandar. Syukron.
Wassalam.