Bismillahirrahmanirrahim
Setelah memperhatikan kondisi dan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini serta memprihatinkan kondisi kehidupan Bangsa Indonesia dan perkembangan internasional, maka dalam menyambut Tahun Baru 1430 Hijriah, sebagai perwujudan rasa persaudaraan (Ukhuwwah Islamiyah) Pimpinan Ormas Islam menyampaikan pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
- Tahun Baru 1430 H bagi umat Islam merupakan momentum untuk menghidupkan spirit hijrah, yakni melakukan tahrir (pembebasan) dari segala bentuk ketertinggalan menuju kepada kemajuan hidup dan peradaban di berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, poitik, dan budaya. Karena itu diperlukan pemikiran dan sikap umat Islam yang lebih positif, cerdas, maju, optimis, dan kerja keras dalam menghadapi kompleksitas kehidupan saat ini sehingga keluar menjadi umat yang terbaik (khaira ummah).
- Dalam perkembangan mutakhir kehadiran Tahun Baru Hijrah juga dapat dijadikan momentum untuk membebaskan manusia dari segala bentuk kejahiliyahan “modern” yang menjadikan dirinya mudah diperbudak oleh materi (ta’bid ‘an mawad), kekuasaan (ta’bid ‘an siyasiyah), nafsu biologis (ta’bid ‘an syahawat), dan egoisme diri (ta’bid ‘an nafs) yang tumbuh subur dalam budaya materialisme, kapitalisme, dan hedonisme. Umat Islam dituntut untuk melakukan peneguhan iman dan taqwa, yang membangkitkan energi spiritualitas dan moralitas yang kokoh dalam menghadang budaya inderawi yang ganas itu. Pemerintah dituntut untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap penyebaran budaya yang merusak tersebut, terutama media massa. Sejalan dengan ini, pemerintah dituntut untuk menerapkan strategi dan kebijakan pendidikan nasional, untuk membangun akhlak mulia dan karakter bangsa.
- Menjelang Pemilu 2009 segenap elite politik dan komponen bangsa diimbau untuk menampilkan prilaku politik yang benar-benar berakhlak mulia (akhlak karimah), serta menempatkan kepentingan/nasib rakyat dan negara di atas kepentingan-kepentingan yang sempit. Para politisi dituntut untuk meninggalkan politik uang, janji palsu, kampanye negatif, dan praktek-praktek kotor lainnya. Sebaliknya, para politisi dituntut agar melandasi politik dengan moral dan keadaban, sehingga politik membawa pada kemaslahatan bagi hajat hidup bangsa.
- Dalam menghadapi krisis financial global dewasa ini, yang nyata-nyata memberikan dampak kepada kehidupan perekonomian bangsa berupa antara lain kelesuan kehidupan sektor riil, bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang amat merisaukan kehidupan masyarakat, diharapkan umat beragama dapat memberikan kontribusi yang konstruktif dalam membangun kembali basis-basis ekonomi kerakyatan yang bersifat pro dhu’afa. Sesuai dengan prinsip ekonomi berdasarkan UUD 1945, yang menekankan nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Para pemimpin dan elit nasional maupun daerah diajak untuk bersungguh-sungguh dalam mengurus negara/pemerintahan, berhidmat untuk sebesar-besarnya hajat hidup rakyat, memberikan keteladanan yang baik (sidik, amanah, tabligh, fatonah), bersikap jujur dan terpercaya, dan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan sendiri dan kelompok. Kesiapan para elit untuk memimpin bangsa hendaknya dilandasi oleh spirit kenegaraan untuk mengurus negara dengan baik, memajukan kehidupan bangsa, mengeluarkan bangsa dari krisis, membangun karakter bangsa, dan berkhidmat bagi kepentingan rakyat. Bukan sekedar mobilitas individual dan memenuhi hasrat kuasa. Pemilu 2009 hendaknya dijadikan sebagai wahana penghidmatan sekaligus menyelamatkan bangsa, bukan menjadi ajang perjuangan politik-kekuasaan belaka.
- Pemerintah dan segenap kekuatan nasional dihimbau untuk benar-benar memperhatikan nasib rakyat dan mengeluarkan mereka dari berbagai kesulitan hidup yang diakibatkan oleh kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, sulitnya mencari pekerjaan, dan semakin kerasnya perjuangan hidup sehari-hari. Karena itu para elit dan kelompok masyarakat yang berkecukupan dihimbau keteladannya untuk mewujudkan pola hidup sederhana dan mau berbagi serta memperhatikan nasib kelompok masyarakat yang berkekurangan. Jauhkan sikap hidup mewah, boros, dan berlebihan yang dapat merusak solidaritas dan ketahanan bangsa.
- Umat Islam dan segenap golongan agama diajak untuk menjadikan risalah agama sebagai pembawa misi perdamaian, pencerdasan, dan kemajuan hidup. Jauhkan agama dari berbagai bentuk kekerasan dan kejumudan, serta hadirkan sikap keagamaan yang toleran, terbuka, harmonis, dan tengahan (tawasuth), dengan demikian risalah agama benar-benar menjadi rahmatan lil alamin.
- Serangan tentara Israel ke Jalur Gaza yang menimbulkan ratusan korban jiwa adalah suatu kedholiman dan kebiadaban nyata yang tidak dapat dibenarkan oleh dalih apapun. Oleh karena itu, Pimpinan Ormas Islam menyatakan sikap sebagai berikut:
- Mendesak PBB untuk mengambil tindakan tegas dengan memberi sanksi berat terhadap Teroris Israel sebagai pelaku tindakan kejahatan kemanusiaan. PBB tidak cukup mendesak penghentian tindakan militer brutal tersebut tetapi perlu memberi sanksi berat, karena sikap lunak PBB selain tidak akan digubris Israel tetapi juga tidak akan membuatnya jera. Israel harus segera melepaskan penjajahannya atas Palestina.
- Menyerukan kepada Negara-negara cinta damai untuk melakukan langkah-langkah bersama yang efektif agar Israel segera menghentikan serangannya tanpa syarat dan tidak mengulanginya lagi di masa yang akan datang, termasuk alternatif mengajukan pemimpin Israel ke Mahkamah Internasional.
- Mendukung sikap Pemerintah Republik Indonesia yang mengutuk serangan tersebut dan mendorong Pemerintah Republik Indonesia untuk memprakarsai resolusi untuk menjatuhkan sanksi atas Israel, khususnya melalui Dewan Keamanan PBB.
- Menyerukan kepada rakyat Indonesia yang cinta damai untuk menunjukan solidaritas dengan memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban dan bagi perjuangan rakyat Palestina mewujudkan kemerdekaannya. Kepada umat Islam diserukan untuk membacakan qunut nazilah.
Demikian pernyataan bersama Pimpinan Ormas Islam, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah dan taufik-Nya disertai dengan upaya-upaya dan harapan yang optimis untuk terwujudnya masa depan yang lebih baik.
Jakarta, 2 Muharram 1430 H / 30 Desember 2008 M
PIMPINAN ORMAS ISLAM TINGKAT PUSAT
DAFTAR ORGANISASI MASYARAKAT
HADIR PADA ACARA SILATURRAHIM ORMAS-ORMAS ISLAM
"Jakarta, 30 Desember 2008"
NO. ORGANISASI MASYARAKAT NAMA UTUSAN
- PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin
- PB. Nahdlatul Ulama, Masykuri Abdillah
- PP. Al-Irsyad Al-Islamiyah, KH. Abdullah Zaidi
- PB. Jamiyatul Al-Wasliyah, H.M. Azis Ritonga
- Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Zahir Khan
- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Muslimin Nasution
- Dewan Masjid Indonesia, M. Natsir Zubaidi
- DPP. Hidayatullah, Abdul Mannan
- PP AL ITTIHADIYAH, MK. Satria
- PP. WANITA ISLAM, Hj. Halida Ibrahim
- DPP. Persatuan Islam Tauhid Indonesia, H.M. Syarif Tanudjaja
- Badan Kerjasama Pemuda Remaja Masjid Indonesia, Danil M. Chaniago
- Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia, Bariroch