Kesuciannya telah direnggut oleh mereka yang kotor; kebenaran telah mereka injak-injak; kepedulian telah mereka grogoti dengan virus yang bernama hedonisme; profesionalisme mereka telah menindas teman seperjuangannya sendiri, begitulah usaha-usaha yang dilakukan oleh segelintir orang munafik yang menopengkan wajahnya sebagai manhaj yang suci, bersih, peduli & profesional. Padahal manhaj ini sesungguhnya memiliki cita-cita yang tinggi untuk mengubah dunia, mereka hanya mencoreng nama besar manhaj dakwah ini.
Skenario yang terjadi di balik layar ini ternyata melibatkan para pendakwah yang telah ditutup mata hatinya demi menggapai mahkota dunia, yang tak lain hanya menawarkan kesan nikmat sementara, sedangkan mereka sebenarnya tahu bahwa sesungguhnya tujuan dari dakwah ini hanyalah Allah semata. Mereka rela menjual prinsip yang selama ini mereka agung-agungkan demi harta dan kekuasaan yang ditawarkan kepada mereka. Bukan hanya itu, teman seperjuangan (yang terus memegang prinsip) pun mereka korbankan demi melancarkan tujuan mereka itu. Sehingga disini timbul konflik antara mereka yang masih memegang prinsip dakwah itu sendiri dengan mereka yang telah menjualnya.
Selain itu, dakwah sekarang sudah mereka jadikan alat, siapa yang berani memberi tawaran yang tinggi, maka kesanalah mereka berkiblat. Para penerima dakwah yang berasal dari kalangan bawah terkadang tidak mengetahui hal itu. Dari awal bergabung , mereka telah ditanamkan ‘chip kami dengar dan kami taati’, sehingga apapun berita yang berjalan melalui gurita sistem itu, akan diterima bulat-bulat oleh mereka kecuali bagi mereka yang berfikir tentang kejanggalan-kejanggalan yang sudah terlalu jelas di mata ini.
Ini semua ditulis semata-semata hanya untuk mengingatkan kita semua akan penyimpangan-penyimpangan yang sedang terjadi pada manhaj ini. Bagi kita yang masih mengerti mengenai hakikat dakwah sesungguhnya, maka hendaknya kita sekarang mulai untuk kembali memurnikan manhaj ini, meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, demi tercapainya cita-cita manhaj ini yang sesungguhnya itu semua hanya untuk kejayaan agama-Nya. Manhaj yang dibangun dengan berbagai pengorbanan dari berbagai kalangan ini jangan kita biarkan menjadi rapuh. Akankah kita rela jika nantinya ini semua akan hancur? Bagi kita yang masih bisa menghirup nafas segar saat ini, maka mari kita bertindak, jangan hanya diam dan jangan takut.
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi [18] : 28)
Sungguh harapan itu masih ada, ini bukan cuma slogan, tetapi kita yang masih mempunyai hati nurani ini, mari kita wujudkan harapan dari manhaj dakwah yang sedang kita jalani ini.
Dakwah akan terus berjalan, ada atau tanpa kita. Ia hanya menerima mereka yang memelihara dan menjaga nya dengan tujuan Allah SWT semata, bukan bagi mereka yang memperalatnya.
Riyan Fajri
[email protected]
Aktif di KAMMI Komisariat Madani