Rencana kedatangan Obama pada bulan Maret ini sepertinya tidak mendapat reaksi yang cukup keras dari masyarakat Indonesia seperti yang terjadi pada kedatangan Bush pada tahun 2006 lalu. Meskipun ada elemen umat Islam yang menunjukkan aksi penolakan, tapi sebagian besar adem ayem saja. Bahkan seorang tokoh Islam menganjurkan agar umat Islam Indonesia tidak melakukan penolakan terhadap Obama dengan alasan kewajiban menghormati tamu.
Selama ini umat Islam mungkin terlena dengan janji-janji yang Obama dalam beberapa pidatonya yang menyatakan keinginan untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan dunia Islam. Kenyataannya, benarkah demikian? Atau justru apa yang dilakukan Obama justru semakin memperburuk kondisi umat Islam?
Kita bisa lihat dari janji Obama untuk menarik pasukan Amerika dari Irak yang sampai saat ini belum terwujud. Bahkan ia memutuskan untuk menambah 30 ribu pasukan ke Afghanistan. Data PBB menyebutkan, sepanjang tahun 2008 saja jumlah warga sipil Afganistan yang tewas meningkat 40 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menurut data PBB, jumlah warga sipil yang tewas akibat aksi-aksi kekerasan di Afganistan pada tahun 2008 sekitar 2.100 orang. Salah satu bukti terbaru kekejaman pasukan AS adalah adanya sebuah serangan udara NATO di selatan Afganistan yang telah menewaskan 21 penduduk sipil. Persitiwa itu terjadi ketika sebuah pesawat NATO menyerang sasaran sipil yang diduga sebagai pemberontak. Pasukan NATO di Afganistan dalam sebuah pernyataan mengatakan, penduduk sipil telah terbunuh ketika mereka mendekati sebuah pasukan gabungan NATO dan Afganistan di Provinsi Uruzgan, Minggu, tetapi tidak menyebutkan jumlah korban yang tewas. (Kompas; 22/02)
Kemudian dalam pidato inagurasi atau pelantikannya sebagai Presiden, tak sedikitpun ia menyinggung soal Gaza. Padahal itu peristiwa besar dengan korban lebih dari 1.300 orang tewas, yang telah menarik perhatian masyarakat dunia. Tapi bagi Obama, tragedi Gaza itu seolah tidak pernah ada. Obama dengan setia mendukung Zionis Israel yang merampas Tanah Palestina dan hingga saat ini terus membantai umat Islam di Palestina. Obama pun hingga saat ini belum menutup Penjara Guantanamo sesuai janjinya, yang menjadi tempat penahanan dan penyiksaan banyak Muslim yang tidak bersalah dan tempat penghinaan terhadap Islam dan al-Quran.
Fakta-fakta tersebut menunjukkan sikap Obama sebagai presiden Amerika yang memusuhi umat Islam. Allah swt berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuhKu dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang. Padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalanKu dan mencari keridhaanKu (janganlah kamu berbuat demikian)”. [TQS Al Mumtahanah (60):1].
Ayat tersebut menunjukkan adanya larangan untuk menampakkan loyalitas dan kasih sayang kepada orang-orang kafir, lebih-lebih lagi kafir imperialis yang menghisap harta dan darah kaum Muslim. Dengan demikian, masihkan umat Islam harus memilih antara menyambut atau menolak kedatangan Obama?
Betty Margitawaty ([email protected])