Artinya, saudara ingin menyatakan Ahok atau siapapun tidak layak dihukum karena menghina ayat suci Al Qur’an?
Benarkah pernyataan ini keluar dari hati sanubari saudara ? Jika benar, tidak takutkah akidah saudara terancam di mata Alloh SWT ?
Sejauh ini kah syahwat kekuasaan telah mengantarkan keimanan meluncur dari standar keimanan yang paling mendasar, kewajiban mencintai Alloh dan Rasulnya, mengalahkan cinta kepada dunia dan segala isinya (Al Baqarah 165, At Taubah 24) menjadi sebaliknya ?
KEEMPAT: Terkait dengan dukungan terhadap Capres-cawapres, saudara diantaranya menyatakan, Saya kira semua orang boleh (mendukung Capres-cawapres tertentu) itu (pilihan) masing-masing kan ; “Jadi, kita masing-masing saja ya, lakum dinukum wa liya din, bagimu agamamu , bagi kami agama kami, lakum capresukum, walana capresuna, bagimu capresmu, bagi kami capres kami”.
Pernyataan yang saudara ungkapkan dikediaman saudara di Jl.Situbondo 12 Menteng, Senin 5 November 2018, membuat saya semula kurang percaya jika itu keluar dari mulut saudara.
Bagaimana mungkin seorang Ma’ruf Amin membuat qiyas – analogi – sesat seperti ini, dengan menganalogikan pemilihan Capres-cawapres seperti memilih Agama ? Saudara harusnya mafhum, jika seruan dalam surah Al Kafirun itu tertuju kepada orang-orang kafir, bahwasanya jika mereka tetap memilih kafir, maka Alloh SWT memerintahkan RasulNya untuk menyatakan “Lakum dinukum wa liya din” lalu apakah dengan analogi ngawur tersebut saudara ingin menyatakan yang memilih Jokowi-Ma’ruf adalah orang-orang yang beriman, sementara yang memilih Capres-cawapres Prabowo Sandi adalah orang-orang kafir ? Atau sebaliknya ? Ya Alloh..apa sebenarnya yang terjadi dengan diri saudara ?