“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, termasuk pula ikan paus, benar-benar bershalawat kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." (Diriwayatkan At-Tirmidzi dari Abu Umamah Ra)
Allah berfirman,“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al-Mujadilah : 11)
Ikhwahfillah fi ridhotillah!
Kita pantas iri dengan semangat Abu Dzar, beliau pernah menyeru;
"Andaikan kamu semua meletakkan sebilah pedang di atas ini (sambil menunjuk ke arah lehernya). Kemudian aku memperkirakan masih ada waktu untuk melangsungkan atau menyampaikan sepatah kata saja yang kudengar dari Nabi saw. sebelum kamu semua melaksanakannya, yakni memotong leherku, niscaya kusampaikan sepatah kata dari Nabi saw. itu."
Ini adalah contoh statement orang shalih yang shahih, cerdas dan berilmu,
Pantas saja, Rasulullah saw dalam kesempatan lain, sesuai yang diriwayatkan Ibnu Majjah, bersabda kepada Abu Dzar:
"Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka’at."(HR. Ibnu Majah)
Subhanallah!
Dakwah ini adalah jalanan indah dan diberkahi, bahkan mencari ilmu menuju jalanan inipun banyak di puji Rasulullah Shalallahualaihi wassalam dalam beberapa mutiara kata Al hadits-nya yang indah dan penuh makna.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata;
“Barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya ke surga.” (Diriwayatkan Muslim)
"Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat." (HR. Ar-Rabii’)
Ibnu Abbas Ra berkata; “Orang-orang yang berilmu mempunyai derajat, sebanyak tujuh ratus derajat di atas orang-orang Mukmin. jarak di antara dua derajat ini terbentang sejauh perjalanan selama lima ratus tahun.”
Dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallhu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang Allah menghendaki suatu kebaikan pada dirinya, maka Dia memberinya pengetahuan dalam masalah agamanya’.”
“Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah ialah seperti kelebihan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang-gemintang. Sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu adalah para pewaris nabi-nabi. Mereka (nabi-nabi) itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambil ilmu itu, berarti dia telah mengambil bagian yang banyak.” (Diriwayatkan Ibnu Majah dan Ibnu Hibban
Dari Shafwan bin Assal Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda;
“Sesungguhnya para malaikat benar-benar meletakkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu, karena ridha terhadap apa yang dicarinya.” (Diriwayatkan Al-Imam dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Rasulullahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda;
"Barangsiapa didatangi kematian pada saat dia sedang mencari ilmu, yang dengan ilmu itu dia hendak menghidupkan Islam, maka antara dirinya dan para nabi (hanya) ada satu derajat di surga.” (Diriwayatkan dari Ath-Thabrany dan Ad-Darimy)
Dari Abu Musa Radhiyallahu Anhu, dia berkata; Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang aku diutus Allah dengannya, seperti hujan yang turun di bumi, sebagian di antaranya ada yang berupa tanah bagus yang menghisap air, lalu menumbuhkan rerumputan yang banyak. Di antara bumi itu ada pula yang berupa tanah gundul yang bisa menahan air. Allah memberikan manfaat dengannya kepada manusia, sehingga mereka bisa meminum, mengairi dan menanam. Sebagian hujan itu ada pula yang jatuh ke bagian lain, yang hanya berupa lembah, tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan rumput. Yang demikian inilah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan Alah memberikan manfaat kepadanya seperti yang karenanya aku diutus, lalu dia mengetahui dan mengajarkan, begitu pula perumpamaan orang yang tidak mau mengangkat kepalanya kepada yang demikian ini dan tidak menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus.” (Al-Bukhary dan Muslim)
Jangan khawatir terhadap mereka yang mencelamu dijalanan dakwah ini, dan ketahuilah, bahkan "Ikan paus pun", bangga dan bersholawat untuk pejihad-pejihad dakwah penebar kebaikan ini. ^_^
Dari Abu Umamah Radhiyallahu Anhu, dia berkata;
Rasulullahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang dua orang, yang satu ahli ibadah, dan satunya lagi orang yang berilmu. Maka beliau menjawab, “Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah, sama dengan kelebihanku atas orang yang paling hina di antara kalian” Setelah itu beliau bersabda “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, termasuk pula ikan paus, benar-benar bershalawat kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." (Diriwayatkan At-Tirmidzi)
Bahkan lebih indah lagi, Rasulullah saw mengibaratkan manusia berilmu itu seperti Bulan purnama diantara bintang bintang;
"Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang." (HR. Abu Dawud )
Tidak hanya menumbuhkan kebahagiaan, ketika Ilmu kita genggam, jalanan ini akan mudah saudaraku.
Dan, seperti yang telah kita maklum,
Dr. Yusuf Qardhawi, dalam buku populernya Fiqih Prioritas, mencantumkan dalam salah satu bab-nya Prioritas Ilmu Atas Amal, tentu saja keilmuan beliau sudah mumpuni untuk menerbitkan teori ini.
"Di antara pemberian prioritas yang dibenarkan oleh agama ialah prioritas ilmu atas amal. Ilmu itu harus didahulukan atasamal, karena ilmu merupakan petunjuk dan pemberi arah amal yang akan dilakukan. Dalam hadits Mu’adz disebutkan, ‘ilmu, itu pemimpin, dan amal adalah pengikutnya’." (Dr. Yusuf Al Qardawi)
Ini menunjukan kepada kita, bahwa betapa pentingnya Ilmu dikuasai sebelum kita beramal. Banyak hadits yang senada tentang hal ini. Allah Aza wajala dalam Al Qur’an juga berfirman;
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Qs. Az-Zumar : 9)
Ini adalah renungan kepada kita.
Sahabatku, dari sekian banyak Al hadits yang memacu kita untuk tetap anthusiasme dalam menuntut Ilmu, Rasulullah saw juga memperingatkan kepada kita semua agar tetap tawadhu dan tidak sombong. Bahkan Rasulullah saw, dengan tegasnya mengancam kepada mereka dengan NERAKA.
"Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka". (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
"Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu."(HR. Ath-Thabrani)
Allah ta’ala berfirman; “Sesungguhnya yang akan takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (QS. Fathir : 28)
Rasulullah saw, selain mengajarkan untuk tetap rendah hati juga mengajarkan dermawan terhadap Ilmu, dalam hal ini juga ada Ancaman berat dihari kiamat bagi mereka yang pelit terhadap Ilmunya:
"Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka." (HR. Abu Dawud)
"Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta.. (HR. Abu Na’im)
Rasulullah saw, juga mengajarkan kepada kita untuk tetap menjadikan Ridha Allah sebagai tujuan utama dalam menebarkan ilmu;
"Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhoan Allah maka dia akan ditakuti oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia akan takut dari segala sesuatu." (HR. Ad-Dailami)
Rasulullah saw, juga memperingatkan agar kita tetap berhati hati;
"Barangsiapa dimintai fatwa sedang dia tidak mengerti maka dosanya adalah atas orang yang memberi fatwa."(HR. Ahmad)
"Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan."(Mutafaq’alaih)
Dalam kesempatan yang teramat bahagia ini,
Izinkan diriku yang lemah ini, menyeru kepada sahabat semua, menyeru kepada hati-hati yang beriman agar tetap bersahaja dalam kerendahan hati dan tidak terlintas kesombongan. Agar sedikit ilmu yang kita sampaikan tetap dalam ridho Nya Allah azza wajala dan senantiasa terus meluruskan niat dan menghadirkan keikhlasan.
Senantiasa, niatkanlah dakwah itu sebagai sebuah jalanan indah menuju Ridha Allah semata. Jangan sampai jacket dan logo yang kita pakai membutakan dan mencemari keikhlasan yang tersembunyi didada kita.
Selintas Renungan Untuk Pejihad-Pejihad Dakwah
Ikwahfillah, Islam ini sedang dipersimpang jalan,..
Bayangkanlah sebuah masa dimana jaket jaket yang kita pakai; Jacket Jihad, Dakwah, Khilafah dan Jacket majlis majlis peng-atas-namaan itu dilepas dipadang mahsyar yg dahsyat, lalu kita telanjang menunduk dan tunduk dibawah naungan ke-maha-perkasaan Allah azza wajala…
Islam ini sedang dipersimpang jalan, saudaraku
Cabang cabangnya semakin lebar dan tak mudah kita pahami.
Wahai jiwa yg berfikir.
Hal apakah yang akan menolongmu selain Ridho-Nya?
Sudahkah kita berjalan dalam harokah ini atas nama Ridho-Nya Allah saja?
Atas nama Al Islam ataukah hanya ikut ikutan..
Jangan samakan Tsiqah dengan taklid buta yang akan membutakanmu, mengikat hatimu, menjerat kakimu dan membahwamu terperosok kedalam jurang jurang yang tidak kita mengerti.
Kebenaran adalah apa yang menentramkanmu, dan dosa adalah apa yang menggelisahkanmu, mengganjal dadamu
Carilah, telitilah lagi langkah langkah mulia itu, lembutkan hati dan buka mata.
Perhatikanlah sebagian dari mereka yang memahami sejarah..
Kita sudah mulai patut bertanya, kenapa tokoh tokoh sejarah generasi awal terdiam, bersembunyi atau disembunyikan
Kenapa bermunculan tokoh tokoh asing yang tidak kita kenali lagi,
Siapa mereka, akan kemana arah ini berakhir..
Jika kemenangan yang menggebu didadamu itu ilusi,
Jika pucuk yang diharapkan itu adalah awal dari fitnah fitnah..
Adakah sedikit saja, kita berfikir.
Ada apa dibalik semua ini..
Takutlah kepada Allah.
Atas kutifan sebagian Ayat Ayat Nya yang telah dinukilkan hanya untuk melindungi sesuatu tujuan,
Melindungi mereka yang bathil dan menyelaraskannya
Jangan kita terus terlantar, sedang mereka, para generasi awal yang telah memahami dibalik semua ini telah melepas jacket itu dan kembali
Sungguh aku mengagumi ghirah dan keikhlasan didadamu wahai saudaraku
Sungguh aku iri melihat ke istiqamahanmu dijalanan itu
Dan sungguh aku takut, jika sebuah kendali sedang menguasai kita.
Membius kita dengan Tsiqah.
Semoga kita senantiasa,
Menjadikan keterlibatan kita dalam jalanan ini untuk mencari Ridho-Nya saja, karena hanya itu yang akan menolong kita.
Karena Islam ini telah sempurna, dengan segala kesempurnaan Nya.
Ini bukan renungan pemberontakan yang ingin membelokanmu,
Hanya sebuah renungan, tentang dimana dan kemana.
Sungguh apa yang ada dihatimu itu mulia ikhwahfillah, dan itulah Alasan Ukhuwwah Ini tetap Indah dan terjaga dalam naungan ridha-Nya. Insha Allah, mari kita tata kembali niat kita, dan belajar melihat dengan cerdas arah arah yang sedang kita lalui
Sering kita berlari, terobsesi dan terus berlari mengejar sebuah tujuan hingga lupa sebuah titik dimana Allah menilai kita. Titik niat dan keikhlasan yang menentukan ridho Nya. Mari senantiasa, mengarahkan kembali semua niat dalam dakwah dakwah kita baik kecil maupun dalam sekala besar sepenuhnya untuk meraih ridho dari Allah Azza wajjala.
Karena sesungguhnya mudah bagi Allah, jika Dia menghendaki kemenangan kepada Umat islam ini. Karena bumi dan Alam semesta ini adalah milik Nya, dan berjalan dalam ketentuan taqdir Nya.
Dalam kesempatan ini juga,
Izinkan ana untuk menyampaikan secercah nasihat untuk Adik-adik dan diriku sendiri yang belum banyak mengerti tentang Ilmu-Ilmu Islam.
Secercah Motivasi dan Nasihat
Adikku, jika dirimu belum pantas untuk berdakwah, jangan berkecil hati teruslah belajar dan berbahagialah bersama orang orang berilmu disekitarmu.
"Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri." (HR. Ath-Thabrani)
Tetap pacu antushiasme-mu dalam belajar dan belajar,
Karena sesungguhnya kehidupan ini adalah belajar… belajar dan belajar, belajar untuk menjadi lebih baik, memperbaiki management kehidupan dan mempersiapkan managemen kematian sebaik baiknya.
Tetaplah mencari dan menggali,
Karena Rasulullah saw telah mewajibkannya:
"Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (muslimin & muslimah)." (HR. Ibnu Majah)
Adikku, jangan takut untuk berdakwah.
Jangan menunggu menjadi Ulama yang sempurna untuk berdakwah, dakwah adalah jalanan Rasulullah saw. Dan kita semua adalah generasi penerusnya.
Sekali lagi, jangan takut untuk berdakwah..
Dan irilah kepada mereka yang saat ini telah menjadi pejihad pejihad dakwah, mari kita menuju kepada mereka, menebarkan keindahan Al islam meski lewat Tulisan..
Hal yang harus diingat juga, jangan menjadikan ketakutan akan ketidak ikhlasan dalam niat, mengurungkan kita untuk memulai dakwah. Karena, bisa saja hal hal sepele yang kita tahu kemudian kita sampaikan mungkin akan menjadi pencerahan yang luar biasa dan menjadi titik tolak perubahan
Tetap sampaikanlah apa yang kamu ketahui dengan caramu yang indah, sampaikan dari hatimu agar sampai kehati hati pendengarmu, siapapun itu.
Sekali lagi, mari senantiasa..
Niatkanlah dakwah itu sebagai sebuah jalanan indah menuju Ridha Allah semata. Jangan sampai jacket dan logo yang kita pakai membutakan dan mencemari keikhlasan yang tersembunyi didada kita.
"Demi Massa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al ‘Ashr : 1-3)
Semoga coretan ini,
Adalah termasuk keindahan ukhuwwah kita dalam rangka saling menasihati dalam kebaikan.
Because Dawah is A way, True Way Of Life
Ahukumfillah,
Nuruddin Al Indunissy
Riyadh 2011