Saya tidak habis fikir dengan orang-orang yang mengaku ulama tapi menyerahkan agamanya kepada penguasa dan membenarkan prilaku penguasa dengan menyetir ayat-ayat Al-Qur’an. Kemana larinya pelajaran tauhid yang didapat dari Mesir, arab Saudi dan di pusat-pusat pengajaran Dien ini ditegakkan.
Bila hanya alasan maslahat dakwah dengan menggadaikan aqidah, lalu kebenaran hanya menjadi samar-samar dan orang awam tidak mampu mengidentifikasi kebenaran sejati, apa itu yang dia inginkan dari slogan “demi maslahat dakwah”. Bagaimana kebenaran bisa teridentifikasi bila mental da’inya adalah mental penjilat dan rakus kekuasaan. Bagaimana nasib umat yang awam bila panutan dalam beragama adalah tidak jauh beda dengan sekumpulan anjing, tidak diberi atau diberi makanan selalu menjulurkan lidahnya. Makin kacau nasib umat ini.
Mengetuk pintu-pintu penguasa dengan menawarkan fatwa dan menjual suara umat yang di tipunya adalah mental ulama kita hari ini, tidak tahu malu dihadapan manusia mengatakan bahwa pancasila adalah hukum yang sudah final, lari kemana ya ustadz ayat-ayat tauhid dalam benakmu?, inikah masalahat dakwah yang kamu doktrinkan kepada kami, padahal negeri ini katamu negeri damai tapi kamu berlindung dalam masalahat dakwah dan membawa suasana perang didalamnya, kenapa tidak kau kobarkan sekalian perang itu disini, ambigu dan gamang mungkin itu menjadi aqidahmu ustadz, tapi kami berlepas diri terhadap itu.
Setelah hal ini umat makin tahu berapa harga agama para ulama durjana antek penguasa itu, sebuah kursi dan sepiring makan siang bersama orang-orang yang memusuhi agama ini, ya itulah yang kami tangkap, karena agama ini dibangun dengan bukti bukan apa yang tersembunyi didalam hati, karena apa yang dilahirkan itulah cerminan hati, maka bila hati sakit seluruh apa yang dilukan akan sakit, hatta itu atas nama maslahat dakwah sekalipun.
Lalu datang orang-orang yang ingin memperbaiki umat, mengajak mereka kembali kejalan yang benar, kembali membumikan tauhid yang sakit dan memperjuangkan tauhi itu dengan jihad, kalian ulama antek penguasa dan amerika menjuluki orang-orang ini dengan khawarij, teroris, bughot dan sekumpulan anjing-anjing neraka yang berbicara tanpa ilmu, ironis. Inikah yang kalian inginkan agar manusia terus dalam kesesatan dan standar kebenaran hanya dimulutmu yang tak pernah kenyang dari dunia, bagaimana kalian wahai ulama jahat dalam mempertanggung jawabkan ini dihadapan Allah kelak, sukar dibayangkan.
Kepada umat Islam yang mengingkan Islam sebagai jalan hidup, mari kita tinggalkan mereka yang larut terhadap dunia. Kita hadiri kembali majlis-majlis ilmu, kajian-kajian tauhid, madrasah-madrasah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi kita yang penuh cahaya. Islam hanya tegak dengan kita kembali kepada dua pusaka bukan membelakanginya dan hanya dijadikan pembenaran dalam mendurhakai Allah dan RasulNya.
Kita rengkuh kembali kejayaan umat dengan apa yang pernah ditempuh pendahulu kita, dengan tauhid dan jihad kita sibak debu-debu kehinaan yang menimpa kita, kita ukir senyum janda-janda mujahid dan anak-anak yang mereka tinggalkan dengan tetesan tinta dan darah mereka.
Wallahu a’lam bish-shawab
Hanif Sang Pemberontak Suci ([email protected])