Suasana maulid nabi Muhammad SAW hingga sekarang masih diperingati dan dirayakan di beberapa kota-kota besar Maroko. pada hari selasa (29/1/13) bertempat di salah satu kota yang terkenal dengan sebutan kota ilmu (kota Fes) yang didalamnya terdapat makam syekh Ahmad At-Tijani yang dikenal di dunia Islam melalui ajaran thariqat yang dikembangkannya yakni Thariqah At-Tijaniyah telah berlangsung acara maulid nabi dengan diiringi berbagai macam agenda.
Acara ini tidak hanya mendapatkan sambutan hangat dari warga setempat saja, dari kalangan ulama dibelahan dunia yang juga pengikut thariqah At-Tijaniyah juga turut hadir pada acara ini, diantaranya dari Nigeria, Senegal, Mali, Al-Jazair dan masyarakat setempat yang semenjak sore tengah memadati makam Ahmad At-Tijani yang akrab dengan sebutan Grand Zawiyah Syekh Ahmad At-Tijani.
Pada kesempatan ini, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko juga mendapatkan kehormatan untuk menghadiri acara ini, tampak pula sejumlah anggota PCINU Maroko dan beberapa anggota PPI Maroko ikut menghadiri acara ini.
“Dengan banyaknya para pengunjung yang terus berbondong-bondong dari berbagai kota dan negara mengakibatkan jalan yang menuju tempat acara macet dan penuhi oleh desakan para pengunjung” Ujar Ahmad Suprapto selaku Wakil Koordinator lajnah Ta’lif wa Nasyr PCINU Maroko yang turut menghadiri acara ini.
Maulid ini dibuka dengan ummul kitab, diteruskan dengan membaca QS. Yasin dan QS. Al-Fath secara berjamaah. Selanjutnya ke acara pembacaan maulid Nabi SAW oleh tim qasidah yang terdiri 12 orang dengan mengenakan pakaian khas Maroko, yaitu Jalabah dan peci warna merah.
Seperti pada umumnya acara di Indonesia, disela-sela pembacaan maulid Nabi, panitia membagikan snak ringan serta minuman kepada para pengunjung.
Meningkat acara inti yaitu pembacaan maulid Nabi SAW menggunakan kitab “Bulughul Qasdi wal Maram, bi Qiraati maulidi Khoiri Anam” karya Syekh Muhammad Al-Hajjuji (W. 1370 H) dibaca oleh Syekh Zubair yang merupakan penanggung jawab Zawiyah ini hingga selesai sekaligus ditutup dengan doa bersama oleh Beliau.
Menurut H. Ahmad Shohib Muttaqin Lc. selaku Wakil Katib Syuriah PCINU Maroko mengatakan semoga kedepannya PCINU Maroko juga bisa mengadakn acara seperti ini dengan mengundang para ulama dan zawiyah yang ada di Maroko. Sehingga tradisi yang ada di Nahdlatul Ulama dan Indonesia pada umumnya juga bisa dikenal oleh warga setempat.
Diakhir acara ini panitia menghidangkan makan malam berupa Couscous, yang merupakan makanan tradisional Negeri seribu benteng ini.
*Penulis: Kusnadi El-Ghezwa Koordinator Departemen Media Informasi PPI Maroko dan Koordinator Lajnah Ta’lif wa Nasyr PCINU Maroko.