Assalamu’alaikum wr. wb.
Hari-hari sepuluh pertama bulan Dzulhijjah mempunyai keistimewaan tak ternilai, karena Allah SWT bersumpah akan hari-hari tersebut. Maklum bahwa Allah SWT tidak bersumpah terhadap sesuatu kecuali sesuatu yang disumpah tersebut mempunyai makna serta keutamaan yang teramat penting, dalam kaitan ini Allah SWT berfirman,” Demi waktu fajar (pagi hari) dan sepuluh malam (bulan Dzulhijjah)”. (QS. Al-Fajr)
Tentang Keagungan dan keutamaan 10 hari-hari pertama bulan Dzulhijjah diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas “
Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Alloh melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi SAW menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Dawud). Bayangkan bahwa amal saleh pada hari-hari tersebut disejajarkan bahkan lebih tinggi dari amalan jihad di jalan Allah!
Lalu Apa yang dimaksud dengan amal shaleh?
Amal sholeh mempunyai makna luas dan universal, karena aspek perbuatan yang mempunyai nilai manfaat bagi diri sendiri dan orang lain termasuk amal saleh yang mendapatkan ganjaran jika diiringi dengan rasa keimanan dan keikhlasan karena Allah. Akhlak dan perilaku mulia terhadap sesama tanpa memandang siapupun dia merupakan juga inti dari amal saleh.
Taubat adalah jalan menuju istiqamah dan rida Tuhan dan upaya untuk tidak kembali kepada perbuatan yagn dilarang, namun acapkali setelah bertaubat banyak juga godaan berat yang mengajak untuk kembali kepada perbuatan yang keliru dan dilarang tersebut, obatnya adalah dengan memperbanyak taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT dengan amalan-amalan sunah setelah amalan-amalan wajib. Puasa sunah, shalat-shalat sunah, zikir, sedekah, tilawah al-Qur’an merupakan bagian dari amalan sunah.
Standar kecintaan Allah SWT kepada hamba-Nya dan sebaliknya adalah dapat diukur dari amalan perbuatan hamba, terutama amalan-amalan sunah yang sangat luas yang menandakan bukti cinta hamba kepada Allah, juga bukti cinta Allah SWT kepada hambaNya, karena Dia pula yang dengan cintanya menganugerahkan nikmat dorongan dan daya tarik untuk melakukan amalan-amalan tersebut. Amalan-amalan wajib saja, bisa terpaksa dilakukan karena didasarkan rasa takut akan siksa-Nya, namun amalan-amalan sunah, tak lain karena bukti cinta hamba terhadap Khaliq-Nya. Pada gilirannya jika hamba dekat dengan Allah SWT melalui amalan-amalan sunah akan timbul apa yang dideklar Tuhan dalam satu hadits qudsi “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari)
Hari-hari 10 pertama bulan Dzulhijjah ada hari Arafah dan hari Nahar (Ied Qurban), hari-hari yang penuh dengan keutamaan adalah kesempatan bagi semua umat baik yang berhaji maupun yang belum mempunyai kesempatan memenuhi panggilan haji untuk bertaqarrub dan disunahkan untuk berpuasa pada-hari-hari agung ini dan khususnya pada hari Arafah yang sangat besar pahalanya sesuai hadits,” “Puasa Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim). Selama masih ada kesempatan mari untuk memanfaatkan hari-hari pertama bulan Dzulhijjah ini dengan penuh keikhlasan dan harapan akan ridha-Nya.
Oleh Amiruddin Thamrin MA
Tinggal di Damaskus-Suriah